LP
Leap by Telkom
•
27 Mar 2023 14.49 WIB
Tahun silih berganti, waktu niscaya menemukan bilangan anyar. Ketika sudah tiba di titik ini, lazimnya sebagian pihak akan sejenak berdiam, memberi kesempatan untuk menengok ke belakang, sembari merenungi seutas pertanyaan: Apa saja yang telah dikerjakan, dan apa saja yang belum?
Pertanyaan sejenis ini tentu menjadi pertanyaan yang dimiliki banyak pihak. Milik mahasiswi semester akhir di salah satu kampus ternama, milik pejabat publik yang telah mendekati usia pensiun, juga milik organisasi bisnis yang terus bertumbuh. Dan tentunya, milik Digital Business and Technology (DBT) Telkom juga.
Telah diketahui bahwa tahun ini DBT memasuki periode krusial, yang bisa juga disebut sebagai masa peralihan dan merupakan lanjutan dari evolusi. Merujuk tiga tahun perjalanan terakhir, terdapat beberapa periodisasi yang telah dilalui oleh DBT. Tahun 2020 dapat digambarkan sebagai era eksplorasi. Semua energi kreatif dicurahkan secara bebas. Setahun berselang, tahun 2021, merupakan masa yang didominasi COVID-19 sebagai tema utama kehidupan manusia. Tahun tersebut dapat dimaknai sebagai periode evaluasi dan juga transformasi. Tahun 2022 memberikan pengertian baru seturut filosofi dari nama baru (Digital Business and Technology). Tahun ketika ‘bisnis sebagai panglima’ ditegaskan untuk menjadi sebuah tujuan.
Beberapa kalangan percaya bahwa barang siapa yang ingin mencapai kesuksesan, maka ia harus memiliki rute yang jelas, termasuk diantaranya serangkaian jalan dan pentahapan yang terang arahnya. Digital Business Technology juga memiliki rute yang nyata untuk mencapai maksud bisnis yang dikehendaki. Rute tersebut dijelaskan melalui serangkaian stage yang termanifestasikan di tiap kuartal.
Dimulai di kuartal I tahun 2021 yang berpijak pada ‘fokus dan prioritasisasi produk digital’, seleksi produk dilakukan. Produk yang memiliki kemiripan kemudian dikurasi ulang, bahkan bila diperlukan, akan ada produk yang dihentikan. Kuartal II tahun 2021 berbicara tentang ‘pengaktifan pola pikir yang menempatkan konsumen sebagai sentral tindakan’. Dalam pengertian ini, pelaksanaan disiplin pada produk digital turut digalakkan demi terus memberi nilai luar biasa bagi pelanggan.
Setelah menyelesaikan tahapan di Kuartal II, maka topik dilanjutkan ke Kuartal III dengan topik utama ‘memenangkan pertarungan dengan meningkatkan nilai pelanggan digital’. Maksud sederhananya yaitu bagaimana strategi dan teknologi bekerja untuk mengambil hati konsumen. Tahap ini dipandu oleh Objective Key Results menjadi National B2B Digital menggunakan platform pintar, hingga dilakukannya orkestrasi platform digital dengan tujuan memperkuat analisis data.
‘Mempercepat dan memfokuskan dampak bisnis digital’ menjadi fokus tujuan di Kuartal IV sebagai penutup tahun 2021. Tujuan ini menjelaskan terkait inisiasi produk, bahwasanya produk yang terlalu banyak akan memecah fokus. Tak hanya terkait produk, di Kuartal IV juga ditetapkan tentang prospek evaluasi.
Baca juga: Mengupas Arah Perjalanan Telkom dari Masa ke Masa
Pada tahun 2022, Kuartal I dimulai dengan "penskalaan dan komersialisasi produk digital". Mindset dalam hal pertumbuhan dan prioritas produk lebih ditekankan lebih dalam lagi di pembuka tahun.
Memasuki bulan kedua pada tahun 2022, Integrated Digital Operation (IDO) pun diluncurkan. IDO merupakan penyempurnaan model operasi untuk produk dan layanan digital Telkom. Semua operasional produk digital Telkom terintegrasi dalam satu pusat kendali, yaitu IDO. Kehadiran IDO berfungsi untuk mendukung layanan produk digital Telkom supaya dapat lebih terjamin kualitasnya. Di sisi lain, tribe dapat berfokus pada pengembangan produk dan layanan digital serta bisnis semata. Setelah penggunaan IDO, fokus dan prioritas pun mulai bisa dilaksanakan secara koheren. Disinilah DBT mengakselerasi makna dari kata efisien.
“Saat transformasi DXB (Digital and Next Business) menjadi DBT saya bentuk infrastructure security. Ya tugas saya memang agregasi seluruh kebutuhan infrastruktur supaya lebih efisien, lebih efektif kan. Soal profit and loss juga benar-benar saya cek. Masalah ini penting. Bagaimana Anda akan mengerti tentang bisnis, jika memahami profit and loss sederhana saja tidak mengerti, kebolak-balik.”
Untuk menyelaraskan pemahaman terkait profit and loss tersebut, DBT menggelar pelatihan yang diperlukan. Seiring berjalannya tahun 2022, mindset bisnis mulai tertanam lebih presisi. Semua bekerja dengan dua pengertian utama, yaitu memperbesar revenue atau mengoptimalkan bisnis. Di wilayah ini, rasio antara biaya dan pendapatan menjadi lebih ketat untuk diperhatikan dan diterapkan sebagai standar bisnis. Rumus sederhananya dapat diterjemahkan sebagai growth revenue minimal harus 2 kali lipat growth cost, sedangkan untuk growth GMV minimal 3 kali lipat Growth Cost.
Apabila suatu produk gagal dalam menjalankan rumusan tersebut, agar bisnis terus berjalan maju, mau tidak mau produk harus ditutup karena tidaklah mungkin meneruskan produk yang modalnya terlalu besar dibandingkan pendapatan yang bisa digapai. Hal ini pun juga menghasilkan dinamika internal tertentu. Lazimnya, para inventor pasti sangat mencintai produk temuannya. Tidak semuanya dengan mudah dapat menerima produknya diamputasi. Maka dari itu, dibutuhkan pemahaman untuk memastikan semua orang dapat menerima hal tersebut.
“Saya juga inventor. Dapat beberapa penghargaan inovasi. Saya paham hubungan penemu dan produknya. Tapi saya mau bilang, don’t love your product too much, but love your customer and your business”, jelas Saiful, pria yang belum lama ini telah meraih gelar doktoral-nya.
Kuartal II pun datang. DBT menarik penekanan pada ‘penyampaian nilai terbaik dari kisah produk yang diciptakan.’ Pada tahap ini, tonggak penting pencapaian dan revenue di-highlight dilakukan. Tiga bulan berselang, Kuartal III datang dan diberi nama dalam rencana ‘Digitalisasi Regional’. Setidaknya, terdapat empat elemen penting di dalam rencana digitalisasi regional.
Dalam khazanah ilmu pengetahuan, terdapat idiom yang tak jarang kita dengar, yaitu “The devil is in the details”. Idiom ini menunjukkan bahwa sesuatu bisa saja tampak sederhana, namun sebenarnya detailnya rumit dan cenderung menimbulkan masalah. Untuk itu, menguasai detail pekerjaan adalah salah satu bagian yang sangat penting untuk dapat memahami dan menyelesaikan masalah. Apapun yang dilakukan seseorang harus dilakukan secara menyeluruh dan detail menjadi elemen yang begitu krusial di dalamnya. Filosofi inilah yang juga dianut Saiful Hidajat dalam mendorong kinerja DBT.
“Saya tahu detailnya. Begini kan harusnya, bisa begini, begini, begini. Because I know the detail. Kalau saya enggak tahu detail dikadalin aja selesai kan? Itu memang butuh effort untuk saya belajar detail. Ya Alhamdulillah-nya nggak terlalu sulit saya untuk bisa tahu detail itu. Attention to detail will make ownership, you know how to Make it dan Growth it, as mention by Mas Fajrin, our beloved young Director as OMG”
Berbekal pegangan ini, visi kemajuan DBT mulai dijalankan, yaitu mengenai percepatan penetrasi produk digital Telkom di pasar. Dalam hal tersebut, Telkom memiliki kekuatan unik yang tak dimiliki perusahaan digital lainnya. Kekuatan spesifik itu seringkali disebut sebagai comparative advantage di dalam ilmu ekonomi. Tak lain dan tak bukan, keunggulan komparatif tersebut yaitu luasnya kantor regional Telkom yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Sehingga, terhitung mulai bulan Juni 2022 dibentuklah Regional Digital Representative (RDR).
Pembangunan RDR bukanlah tanpa tantangan. Tidak semua sumber daya manusia yang berada di TReg (Telkom Regional) memiliki kecepatan pengetahuan dan kapabilitas yang sama terkait transformasi digital. Untuk mengeliminir permasalahan tersebut, maka dibutuhkan solusi yang praktis dan tepat guna. Apabila solusinya mendorong komponen yang ada di TReg untuk membaca katalog produk dan mempelajari produk digital satu-persatu, hal ini akan menjadi langkah yang tidak efektif. Oleh karena itu, langkah yang dipilih adalah dengan melakukan transfer pengetahuan melalui medium visual.
Untuk menjelaskan hal tersebut, maka dibuatlah video guna memudahkan setiap petugas menjelaskan produk ke customernya. Bersamaan dengan itu, lahirlah Digital Product Information (DPI).
“Mungkin nanti setelah digital ke sana, ke RDR itu, mungkin kita jadi berubah lagi. Apalagi, cari lagi. Karena memang harus begitu evolusinya. Jadi kalau mau dirangkum 2022 itu ya: RDR, DPI, FAB (Fullfilment, Assurance, Billing) digital secara garis besarnya”, tambah Saiful Hidajat saat menyimpulkan kalender perjalanan dan tonggak utama DBT di tahun 2022.
Jika dirangkum, terdapat empat agenda besar yang telah dilakukan oleh DBT di sepanjang tahun 2022. Pertama, Regional Digital Representative (RDR) yang melibatkan Telkom Regional. DBT bermaksud mengaktivasi kantor regional Telkom yang tersebar di banyak wilayah di Indonesia. Kedua, dilakukannya peningkatan kapasitas dan kapabilitas talent. Pada akhirnya, faktor sumber daya manusia merupakan ujung tombak krusial. Ketiga, FAB (Fulfillment, Assurance, Billing) Digital, dan keempat ialah profit and loss beserta hadirnya Integrated Digital Operation (IDO). Dan akhirnya, rencana Kuartal IV yang bertajuk ‘fokus pada roadmap pertumbuhan dan monetisasi.’ menutup tahun 2022.
Telkom Indonesia telah menegaskan diri untuk bertransformasi menjadi Digico (Digital Telco) sebagai langkah yang tepat untuk memasuki ranah digital yang sesungguhnya, dan membuat Telkom dapat menyerap sumber keuntungan dari dua hal. Pertama, keuntungan yang berasal dari net revenue. Artinya, kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya pada periode tertentu setelah dikurangi pajak, atau juga disebut ‘laba bersih’. Kedua, yaitu keuntungan dari valuasi. Mengenai valuasi ini dapat diambil contoh dari salah satu produk digital Telkom yaitu Logee. Dengan Logee yang revenue-nya naik menjadi dua kali lipat, maka valuasinya juga akan naik.
Lantas, apa gambaran untuk tahun selanjutnya? Untuk tahun 2023, Digital Business Telkom akan bergerak dalam dua rencana besar. Pertama, yang diwakilkan dalam frasa: clear road to profitability. Frasa ini menjelaskan bahwa jalan yang akan ditempuh jelas untuk mencapai keuntungan dan harus menjadi langkah yang sistematis. Kedua, yang dinyatakan dalam sikap: sure right to win, yaitu memastikan kemenangan. Dua gambaran besar ini yang tahun depan akan diturunkan dalam detail kerja yang spesifik. Detail yang akan mampu menjawab tantangan kompetitor dalam merebut minat konsumen, dan detail yang akan menentukan di tempat mana tahun depan Telkom berada: Seharusnya berada di tempat yang tinggi! Tahun baru akan datang, semua harus meluncurkan mimpi setinggi bulan. Digital Business and Technology (DBT) Telkom juga bersiap untuk melakukan hal yang sama.
Tertarik menjadi bagian dari DBT Telkom? Pelajari lebih banyak tentang digital talent di Peta Kekuatan Telkom Menghadapi Kebutuhan Digital Talent Menuju Indonesia Emas 2045 dan temukan peluangmu di sini!
Artikel Terkait
Infrastruktur Andal Tentukan Pengembangan AI Next Generation
4 bulan yang lalu
Pemanfaatan IoT pada Industri Logistik: Solusi IoT Antares bantu Tanto Atasi Potensi Kehilangan Container
4 bulan yang lalu
Solusi Omnichannel OCA bantu BSI Maslahat Jangkau Puluhan Ribu Pelanggan dalam Sekali Klik
4 bulan yang lalu
Evolusi Rantai Pasok Digital Solusi Logistik Lebih Efisien
4 bulan yang lalu