LP
Leap by Telkom
•
04 Apr 2023 10.22 WIB
Hadirnya metaverse menjadi salah satu bukti pesatnya perkembangan teknologi komunikasi. Konsep metaverse berawal dari karya Neal Stephenson pada tahun 1992 yang berjudul Snow Crash. Metaverse merupakan dunia virtual yang ditinggali oleh orang-orang di dalamnya dalam bentuk avatar. Dunia virtual ini dibuat selayaknya dunia nyata, yang memberikan kesempatan untuk membuat eksplorasi dunia metaverse menjadi sebuah tren yang semakin digandrungi.
Hadirnya lingkungan virtual yang realistis bukan lagi menjadi sekedar angan-angan teknologi di masa depan, karena metaverse merupakan bentuk masa depan itu sendiri. MetaNesia, metaverse yang lahir dari tangan anak bangsa, menghadirkan interaksi virtual dan pengalaman baru dalam dunia digital, serta menghubungkan pengguna dalam berbagai interaksi digital sesuai kebutuhan. Di Indonesia, metaverse hadir menjadi ekosistem baru untuk melaksanakan akselerasi digitalisasi di berbagai sektor. MetaNesia hadir lebih awal dengan menghadirkan platform untuk memberikan support kepada ekosistem di Indonesia mewujudkannya pengalaman yang lebih menyenangkan dan imersif.
Metaverse yang memiliki banyak keunikan dan memberikan hal baru tentu menarik banyak minat pelaku digital, tak terkecuali Andrew Tarigan, Head of Product metaNesia. Ketertarikan Andrew dalam dunia metaverse ditunjukkan dengan menghadapi tantangan dengan mengelaborasi serta mengkolaborasi berbagai peluang yang ada untuk dibawa masuk ke dunia meta.
Hingga saat ini, Metanesia telah mengembangkan produk pada tiga area, yaitu business to business (B2B), business to customer (B2C), serta area platform. Area B2B akan berfokus pada permintaan klien, kemudian area B2C berorientasi pada user/customer, diikuti area platform yang terarah pada teknologi yang digunakan.
Andrew yang memegang posisi sebagai Head of Product pada area B2C bersama timnya berupaya dalam memecahkan tantangan standard dari tiga aspek yaitu sisi customer, sisi bisnis, dan teknologi. Produk metaNesia dimulai dari visi yang dimanifestasikan oleh tim B2C yang terintegrasi. “Jadi gimana caranya kita berkolaborasi untuk bisa alignment visi metaverse bersamaan dengan opportunity-nya. Dimana hal itu menciptakan kerjasama lintas squad, kolaborasi, sambil mencari market-nya,” terang Andrew.
Tujuan besar dari area B2C yaitu meraih kesempatan untuk menggandeng customer metaNesia, dengan membangun produk yang berangkat dari hipotesa. Tak hanya dengan hipotesa, upaya juga dilakukan dengan mencoba menemukan demand market serta menemukan segmentasi pengguna yang tepat untuk kebutuhan dan teknologi yang ditawarkan, yang tentu saja diperkuat dengan validasi menggunakan testing dan research. Bagi Andrew, tantangan terbesar terletak pada tahapan product validation. Pada tahap ini, produk dipastikan harus sudah sesuai dengan penggunaan dan dapat menjadi sebuah solusi bagi user, hingga berlanjut menjadi fondasi yang kuat untuk dilanjutkan ke tahap pengembangan.
Berbekal visi yaitu men-support ekosistem metaverse di Indonesia, BUMN melalui Telkom Indonesia menghadirkan metaNesia sebagai salah satu upaya tahap emerging teknologi. Langkah ini diambil dengan tujuan membangun fondasi yang kuat antara BUMN, swasta, dan UMKM yang berdiri bersama-sama di atas ekosistem metaverse sehingga akan tercipta ekonomi digital yang baru. Metanesia hadir dengan tujuan pengadaan platform yang memungkinkan semua orang bisa membangun apapun di dunia meta.
“Visi kami, posisi Metanesia sebagai platform ekosistem metaverse di mana semua orang bisa menemukan bisnis opportunity baru di atasnya dengan memanfaatkan teknologi kami,” ujar Andrew.
MetaNesia yang berada di area B2C menawarkan solusi berupa platform yang dapat dimanfaatkan sebagai area untuk bersosialisasi, menjalin ikatan bisnis dan komunitas baru, serta interaksi yang imersif disertai kapabilitasblockchain.
Untuk di area bisnis, metaNesia juga memungkinkan para penggunanya untuk mengadakan event dan stage untuk melahirkan virtual experience yang baru. Berbagai fitur mulai dari pembuatan avatar hingga office yang memungkinkan partner untuk mengadakan virtual meeting juga tersedia. Tak cukup sampai disitu, metaNesia juga dapat dimanfaatkan sebagai training platform oleh partner, “Sebagai contoh, ketika simulasi pertambangan dilakukan di metaNesia. Pengadaan fasilitas seperti alat berat, mobil, dan mesin akan sangat terbatas apabila dilakukan secara langsung (site). Dengan adanya platform virtual, simulasi bisa dilakukan secara mudah dengan resiko rendah, semisal ketika di metaverse mobilnya tiba-tiba jatoh, ya nggak apa-apa, tinggal direset. Jadi mengurangi resiko, itu juga valid,” terang Andrew lebih lanjut.
Saat awal kemunculan internet, sering kita dengar bahwa teknologi hanya bisa digunakan bagi sebagian orang. Seiring berjalannya waktu, internet mengadopsi mass market hingga saat ini dapat digunakan oleh semua orang. Dalam hal ini, metaverse juga memiliki tujuan yang sama yaitu, melakukan transformasi dunia dua dimensi menjadi dunia tiga dimensi, dengan interaksi yang lebih imersif dan tanpa batas.
Inovasi yang dibangun pada teknologi tidak terlepas dari ide-ide yang terus bermunculan dari passion orang-orang yang bekerja di dalamnya. Andrew yang sejak SMA sudah tertarik pada dunia kreatif mulai mewujudkan cerita virtual dimana orang menggemari konsep “fantasi”, dimana tiap cerita diangkat bersamaan dengan value dan edukasi yang dapat bermanfaat bagi banyak orang. Setelah menyelesaikan bangku perkuliahan, Andrew membangun karir di industri kreatif, mulai dari bereksplorasi dengan animasi, perfilman, hingga storywriting. Bahkan, untuk cerita animasi pernah ia garap menjadi value tersendiri. Dalam salah satu project yang sebelumnya telah ia kerjakan, Andrew menjelajahi berbagai daerah di Indonesia seperti Papua, Kalimantan, Bali, dan lain-lain untuk mendokumentasikan value Indonesia yang kemudian diangkat ke dalam sebuah cerita dalam bentuk animasi.
Sebelum berkecimpung di dunia metaverse melalui metaNesia, Andrew yang mengawali perjalanannya di Telkom pada tahun 2016 telah berkarir di beberapa produk entertainment Telkom, mulai dari GameQoo, UseeTv Go, Indibox, hingga Hoobex. Saat di metaNesia, Andrew memulai tugas pertamanya dengan membuat konser yang menghadirkan experience metaverse yang tentunya sebuah hal baru. Meskipun banyak tantangan yang ia temui, termasuk segala keterbatasan pada saat itu, Andrew dan timnya sukses mengeksekusi konser metaverse dengan experience yang tidak biasa.
“Ketika itu berhasil diwujudkan atas segala keterbatasan, bisa membuat orang tersenyum lalu bertepuk tangan, di situlah kepuasan pribadi saya,” ungkapnya lebih jauh.
MetaNesia yang hadir sejak tahun 2022 telah melewati beberapa fase. Fase pertama pada bulan Juli adalah fase disaat metaNesia meluncur dengan tujuan awal yaitu membangun eksistensi. Selanjutnya, metaNesia mulai berfokus pada pengembangan produk dan menarik pengguna. Pada tahun 2023, untuk mencapai tujuan scale-up guna mencapai mass market terutama di area B2C, metaNesia mengambil langkah maju dan terus berinovasi dengan menghadirkan produk yang tentunya memiliki value serta nyaman digunakan oleh pengguna.
MetaNesia yang memungkinkan eksplorasi dan kebebasan ekspresi tanpa batasan membuat Andrew pun merasakan hal yang sama saat berada di Telkom Indonesia. Jiwa idealis Andrew dibiarkan bebas dan tak terkekang, visi Andrew yang cerah tidak hanya terbatas di industri kreatif saja. MetaNesia juga membuka ruang bagi role-role baru yang mewadahi talent digital seperti 2D illustrator environment dan programmer unity.
“Jangan berhenti bermimpi, bermimpilah setinggi langit karena di metaverse itu segala kemungkinan tidak ada batasan,” terang Andrew saat memberikan pesan untuk para pembaca.
Ingin mengikuti jejak Andrew menjadi digital talent Telkom Indonesia dan berkontribusi dalam membangun produk digital? Sekarang saatnya! Mulai persiapkan diri dan temukan peluangmu hanya di Careers Telkom.
Baca juga artikel tentang perjalanan Faldy mendapatkan role sebagai Data Analyst, Ryan sebagai Data Lead, bagaimana Telkom menjadi solusi dalam pandemi COVID-19, serta penjelasan mengenai pekerjaan dari Head of Data.
Artikel Terkait
Infrastruktur Andal Tentukan Pengembangan AI Next Generation
5 bulan yang lalu
Pemanfaatan IoT pada Industri Logistik: Solusi IoT Antares bantu Tanto Atasi Potensi Kehilangan Container
5 bulan yang lalu
Solusi Omnichannel OCA bantu BSI Maslahat Jangkau Puluhan Ribu Pelanggan dalam Sekali Klik
5 bulan yang lalu
Evolusi Rantai Pasok Digital Solusi Logistik Lebih Efisien
5 bulan yang lalu