LP
Leap by Telkom
•
11 Oct 2022 13.52 WIB
Industri 4.0 pertama kali disuarakan pada Hannover Fair tahun 2011. Sebelumnya, kita mengenal industri 3.0 yang mana sudah memanfaatkan keterampilan komputer. Sebagai lanjutan dari industri 3.0, industri 4.0 ini merujuk pada keterlibatan kecerdasan buatan dan otomasi atau yang sekarang kita kenal dengan teknologi machine learning dan artificial intelligent (AI).
Tanpa disadari keterlibatan manusia nyaris ditiadakan dalam pengintegrasian antar perangkat komputer dengan mengkombinasikan sistem fisik-cyber dengan Internet of Things (IoT), Wearable Technology (WT), Advanced Robotic (AR), dan Internet of Systems.
Industri 4.0 pada Bisnis Logistik
Sama halnya dengan sektor industri Logistik yang perlu bergeser ke ranah digital. Transformasi digital ini merupakan solusi tepat untuk memangkas berbagai macam permasalahan yang terjadi pada berlangsungnya proses supply chain (rantai pasok), seperti yang pernah Leap bahas pada artikel sebelumnya.
Bisnis sektor logistik dan transportasi menghadapi dinamika yang juga didorong oleh adanya perkembangan teknologi baru pada rantai pasok. Revolusi industri 4.0 memotivasi banyak perusahaan melakukan digitalisasi dalam rangkaian aktivitas logistik yang dijalankan. Konsep dasarnya adalah menghadirkan transparansi dalam senarai aktivitas sepanjang rantai pasok, mudahnya dari pemasok sampai ke tangan pelanggan.
Faktor transparansi sangat penting karena berkaitan dengan dua hal, yaitu kejelasan dan keterbukaan informasi. Kedua hal ini memiliki implikasi yang luas, bukan sekedar monitoring atau pengawasan pergerakan barang menjadi lebih terukur, terpantau, dan akurat saja. Namun dampak akhirnya adalah pada performa layanan yang berwujud pada efektifitas dan efisiensi perusahaan. Selain transparansi, bersamaan dengan digitalisasi akan hadir pula visibility.
Pemanfaatan IoT, Big Data, dan AI adalah faktor pendukung utama dalam menghadirkan visibilitas yang tak muncul kala semua masih dikontrol secara manual. Teknologi-teknologi mutakhir ini menghubungkan setiap lini yang berada dalam rantai pasok, seperti transportasi, distribusi, hingga monitoring dan analitik aktivitas logistik. Dengan begitu, maka pelaku sektor logistik dan transportasi mampu memecahkan beragam tantangan jangka panjang, seperti minimnya transparansi logistik, proses yang masih konvensional, dan akses konektivitas yang minim.
Tujuannya terang, menjadi solusi yang bisa menghadirkan kecepatan, keamanan, dan akurasi. Demikianlah yang digagas oleh Logee, salah satu platform digital andalan Telkom untuk ekosistem Logistik yang menjadi National Supply Chain Digital Bridge (SCDB). Sehingga Logee membagi peran dalam NODE (distribusi) dan LINK (transportasi).
Seperti yang diketahui, Logee mengerjakan transportasi dan distribusi barang jadi, yakni barang yang akan dikonsumsi oleh end user. Logee menghubungkan semua pemain logistik menjadi satu ekosistem yang memberikan solusi dan keuntungan bagi bisnis industri logistik. Tidak semata mendigitalisasi proses komunikasi penugasan dan pengantaran truk saja, lebih dari itu Logee pun menyokong pengeluaran kontainer di Terminal Peti Kemas hingga pada proses penugasan truk sehingga dapat berjalan seamless. Sedang pada sisi node, layanan distribusi Logee menghubungkan antara outlet, distributor, dan berbagai mitra principal yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Digitalisasi Supply Chain
Digitalisasi ini tentu mendatangkan keuntungan bahkan jika mau dijabarkan pelan-pelan, bisa saja menjadi tak terbatas. Tetapi jika kita ringkas terkait manfaat ini, yang pertama dan utama paling terasa adalah pada percepatan proses. Pergerakan aktivitas pada industri logistik yang sangat tinggi sudah sulit mentolerir proses-proses konvensional dan manual. Bayangkan saja setiap hari berapa juta paket atau pengantaran barang yang bergerak setiap harinya. Maka dari itu, proses data haruslah cepat. Penggunaan big data memungkinkan forecast permintaan dapat dilakukan dengan cepat dan akurat setiap harinya.
Kedua, keuntungan digitalisasi ini tentu mempermudah pekerjaan. Apabila cara konvensional membuat seseorang bekerja ekstra, maka dengan sistem digital semua menjadi lebih mudah. Misalnya pada proses dokumen perjalanan yang sebelumnya berbentuk fisik dan dicatat manual, dengan menggunakan digital maka akan memangkas proses pengantaran, menjadi lebih ramah lingkungan karena tak boros kertas, juga menghemat dalam pemanfaatan gudang, karena data tersimpan secara digital atau cloud.
Ketiga, mengurangi human error atau akurasi pekerjaan yang lebih baik. Digital memungkinkan penyajian data dan informasi secara real-time dan terbuka pada setiap gugus fungsi yang berada dalam rantai pasok. Data dan informasi baik dari pemasok maupun penyedia jasa, terintegrasi di dalam supply chain cloud, sehingga masing-masing pihak dapat merumuskan keputusan berdasar fakta yang sama.
Tidak hanya itu, keuntungan ini pun juga berkaitan pada pemantauan pengiriman yang lebih up to date dimana kemampuan untuk tracking pada proses pengiriman barang secara lebih mudah dan transparan. Lokasi truk dapat dipantau dan dicek melalui aplikasi atau dashboard sehingga memberi ketenangan dan kenyamanan bagi pelanggan.
Tantangan Logistik di Indonesia
Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara rupanya menjadi sasaran empuk pasar perniagaan dunia, barang apa saja!. Ditambah, perkembangan bisnis e-commerce yang begitu pesat dipercepat pula dengan situasi pandemi covid-19 dua tahun ke belakang, mendorong peningkatan permintaan barang secara signifikan. Menyebabkan aktivitas logistik dituntut bisa bergerak cepat dalam pemenuhan kebutuhan konsumen.
Meski sudah memasuki era revolusi industri generasi keempat, namun kita tak bisa menafikan jika di Indonesia masih mengalami berbagai kendala. Sebagai contoh, seperti minimnya informasi dan komunikasi sampai kepada literasi serta penerapan teknologi digital itu sendiri.
Oleh karena itu, lahirnya Logee diharap mampu mengatasi problema di bidang logistik. Ragam fitur yang dihadirkan tak lain semata dibuat dan disesuaikan dengan kebutuhan pemain logistik di lapangan. Logee memberikan solusi cerdas berbasis teknologi pada proses transformasi dan akselerasi digital terutama logistik supply chain nasional.
Dalam mewujudkan digitalisasi proses logistiknya, platform Logee menghadirkan Logee Transportation yang memberi layanan marketplace armada logistik dan intermoda, Logee Distribution yang memberikan layanan distribusi end-to-end terintegrasi, dan Logee Control Tower yang mengolah data layanan supply chain sehingga diperoleh insight dalam pengambilan kebijakan dan keputusan bisnis.
Sebagaimana layaknya sebuah solusi atas permasalahan yang hadir dan dirasakan masyarakat Indonesia, Logee merupakan ikhtiar yang sungguh-sungguh diupayakan Telkom. Moga-moga mimpi besar menjadikan Indonesia sebagai tuan di negeri sendiri lewat jalan digital segera terwujud. Dikarenakan muara atas kontribusi Telkom terhadap pertumbuhan ekonomi nasional melalui platform digital Logee tak lain tak bukan adalah untuk lebih mensejahterakan kehidupan masyarakat Indonesia itu sendiri.
Inginkah Leapers mengambil bagian? Bergabunglah di Telkom dan temukan role-mu yang tepat dengan klik button di bawah ini!
Masih penasaran dengan cerita lainnya? kunjungi medium kami dan follow untuk mengikuti keseruan lainnya.
Artikel Terkait
Pemanfaatan Fitur SaaS untuk Memperkuat Infrastruktur Digital Konsumen pada Industri Logistik
1 bulan yang lalu
Efisiensi Biaya Logistik dengan Optimalisasi Fungsi Data
1 bulan yang lalu
Solusi LOGEE: Simplifikasi untuk Efisiensi Industri Logistik
3 bulan yang lalu
Solusi Digitalisasi Logistik pada Efisiensi Transportasi yang lebih Kompetitif
3 bulan yang lalu