Leap Logo

Anomaly Detection AI: Teknologi Cerdas untuk Mitigasi Serangan Siber

LP

Leap by Telkom

13 Mar 2025 14.25 WIB

portrait

Teknologi Artificial Intelligence (AI) telah membawa perubahan besar di berbagai sektor, seperti layanan personal, transportasi, kesehatan, dan pendidikan. Tidak kalah penting, AI juga mempercepat otomatisasi pekerjaan dan peningkatan sistem keamanan!

AI telah menjadi salah satu alat efektif dalam meningkatkan keamanan siber di era digital. Di tengah dunia yang semakin terhubung dan digerakkan oleh data, AI dapat berperan dalam mempercepat respons terhadap insiden, serta memprediksi potensi risiko keamanan sebelum menjadi ancaman nyata. 

Mitigasi Ancaman Siber dengan AI

Serangan siber berpotensi merusak data, sistem, dan infrastruktur vital yang dapat merugikan dan berdampak materiil. Serangan siber bisa berupa peretasan, malware, atau phishing. Oleh karena itu penting dilakukan mitigasi. Mitigasi serangan siber adalah serangkaian langkah dan tindakan yang diambil untuk mencegah, mengurangi, atau mengatasi dampak dari ancaman atau serangan siber. Dalam memitigasi, perlu melibatkan berbagai strategi; seperti penguatan sistem keamanan, pemantauan secara real-time, pembaruan perangkat lunak secara berkala, serta pelatihan dan kesadaran kepada pengguna untuk mengenali ancaman. 

Lebih luas, mitigasi serangan siber juga berperan dalam menjaga keamanan nasional. Ancaman siber yang tidak ditangani dengan baik bisa mengarah pada sabotase atau serangan terhadap infrastruktur kritis, seperti sistem energi, transportasi, atau komunikasi. AI juga memiliki kemampuan dalam mendukung mitigasi serangan siber. Dengan menggunakan algoritma machine learning, AI dapat memantau lalu lintas jaringan secara real-time dan mendeteksi pola mencurigakan yang mungkin menunjukkan ancaman baru. Selain itu, AI dapat menganalisis data dalam jumlah besar untuk memprediksi potensi risiko keamanan sebelum serangan terjadi dan memberi peringatan dini yang memungkinkan tindakan pencegahan lebih cepat. 

Sebagai contoh, dilansir dari Darktrace.com, sebuah organisasi pertanian di Amerika Serikat pernah mengalami insiden ransomware pada tahun 2020 dan berhasil mendeteksinya berkat AI. Serangan dimulai dengan aktivitas command-and-control (C2) yang mencurigakan. Meskipun dalam kasus ini AI dikonfigurasi untuk beroperasi dalam mode pasif, nyatanya AI tetap bisa merekomendasikan pemblokiran lalu lintas C2 berbahaya. Hal ini membantu perusahaan tersebut terhindar dari kerusakan yang lebih besar. 

Telkom dan Pengembangan AI

Meski AI dapat menjadi salah satu solusi dalam memitigasi serangan siber, pengembangannya bukanlah hal yang mudah. Untuk mengembangkan kecerdasan buatan yang tangguh, terdapat kebutuhan utama yang harus dipenuhi agar sistem tersebut dapat berfungsi secara efektif. Salah satunya adalah kumpulan data berkualitas tinggi yang digunakan untuk melatih algoritma AI. Data ini harus relevan, akurat, dan representatif terhadap skenario yang ingin dihadapi, seperti mendeteksi pola serangan siber atau menganalisis ancaman keamanan. Data tersebut mencakup rekaman serangan siber sebelumnya, log keamanan jaringan, serta interaksi sistem yang umum sangatlah penting. Ketersediaan data semacam ini memungkinkan AI untuk mengidentifikasi anomali dan ancaman dengan lebih akurat.

“Solusi AI yang kami kembangkan dirancang untuk memberikan manfaat luas, termasuk dalam mendeteksi aktivitas mencurigakan guna memperkuat sistem keamanan,” ungkap EVP Digital Business & Technology Telkom, Komang Budi Aryasa. 

BigBox AI, salah satu layanan unggulan dari Telkom, dirancang untuk mampu memproses dan menganalisis data secara real-time. Salah satu keunggulan BigBox AI adalah kapabilitasnya dalam anomaly detection, di mana sistem ini dapat memantau dan mendeteksi aktivitas tidak wajar, kemudian memberikan pemberitahuan sehingga langkah mitigasi dapat segera dilakukan.

Selain itu, Telkom terus berinvestasi dalam pengembangan solusi AI yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan sektor-sektor vital. Misalnya, di sektor finansial, penggunaan BigBox AI dapat membantu bank-bank besar meningkatkan keamanan transaksi digital sekaligus melindungi data nasabah dari pencurian atau peretasan. 

Terlebih, BigBox Telkom AI secara resmi telah meraih sertifikasi ISO 27701:2019 dan ISO 27001:2022. ISO 27701:2019 berfokus kepada Privasi dan Manajemen Informasi Pribadi. ISO ini menjadi standar yang dirancang untuk membantu organisasi mengelola data pribadi secara aman dan memenuhi peraturan perlindungan data. Sementara ISO 27001:2022 berfokus pada Sistem Manajemen Keamanan Informasi yang tujuannya memberikan kerangka kerja untuk melindungi informasi organisasi dari ancaman seperti pencurian, kerusakan, atau akses tidak sah. 

“Telkom melalui BigBox AI telah meraih dua sertifikasi ISO yang membantu organisasi memastikan keamanan informasi secara keseluruhan dan perlindungan data pribadi yang sesuai dengan regulasi global. Pencapaian ini tentunya menegaskan komitmen kami yang tak tergoyahkan dalam melindungi privasi data dengan tetap mempertimbangkan berkelanjutan dan mendukung lingkungan digital yang aman,” tutup Komang. 

Telkom tidak hanya berfokus pada teknologi canggih, tetapi juga pada dampak keberlanjutan. Telkom memastikan bahwa setiap inovasi yang dilakukan–termasuk dalam pengembangan AI–memberikan kontribusi positif bagi lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik. Infrastruktur AI Telkom juga menggunakan teknologi efisien energi yang mendukung upaya pengurangan emisi karbon. Tak hanya itu, BigBox AI juga memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan digital yang aman bagi perusahaan maupun institusi, dan tentunya bagi masyarakat umum.

Temukan bagaimana komitmen Telkom dalam mengembangkan dan menghadirkan berbagai solusi AI dalam percepatan transformasi digital bangsa Indonesia di sini https://leaptelkom.me/PeranAi.

Formulir Pertanyaan