Leap Logo

Pemanfaatan IoT dan LoRaWan

LP

Leap by Telkom

15 Jul 2022 14.20 WIB

portrait

Hadirnya Internet Of Things

Sekelompok mahasiswa merasa kecewa lantaran merasa sering kehabisan coke di mesin Coca-Cola kampusnya. Mereka berpikir dan berunding bagaimana cara agar mesin tersebut bisa memberitahu dan melaporkan isinya agar mereka tidak perlu berjalan sia-sia demi mendapati stok habis di mesin. Lalu, mereka memasang saklar mikro ke dalam mesin dan menggunakan web pemrogram yang bisa melaporkan berapa banyak kaleng coke yang masih tersedia di dalam mesin, termasuk apakah kondisinya dingin atau tidak.

Apa yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa Carnegie Mellon University di atas bisa dibilang menjadi salah satu contoh awal penerapan perangkat Internet of Things (IoT) di dunia. Meskipun konsep-konsep permulaan sudah jauh bertahun-tahun sebelumnya. Sejarah IoT tidak terlepas dari penemuan internet itu sendiri pada akhir 1960-an.

Sementara frasa Internet of Things sendiri dilontarkan Kevin Ashton pada presentasi yang dia buat kepada Procter & Gamble tahun 1999. Ia adalah salah seorang pendiri Auto-ID di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Memasuki abad ke-21, IoT semakin dikenal luas karena makin sering disebut dalam banyak artikel, tercatat media seperti Forbes, The Guardian dan Boston Globe yang mulai sering membahasnya.

Di Indonesia sendiri, awal pengembangan IoT cukup terkendala dari sisi regulasi yang belum mendukung fleksibilitas dalam hal administrasi bagi para developer dalam mendapatkan kemudahan uji coba perangkat. Permasalahan regulasi tersebut di antaranya; standar frekuensi, standarisasi perangkat, dan TKDN. Terlepas dari itu, perkembangan IoT sendiri terbilang cepat di 6 tahun terakhir. Bahkan beberapa perusahaan juga telah mengembangkan IoT di Indonesia, tak terkecuali PT Telkom Indonesia melalui umbrella brand Leap Telkom.

Sebetulnya, apa sih Internet of Things itu?

Mudahnya, IoT adalah suatu konsep komputasi yang menghubungkan internet dengan segala objek yang berada di sekitar kita. Lalu, internet ini memiliki kemampuan mengidentifikasi objek-objek tersebut ke device lain. Sebagai contoh adalah penggunaan QR Code seperti yang pernah Leap bahas di artikel sebelumnya. Selain itu, masih ada contoh-contoh serupa dalam kehidupan sehari-hari, selama mengikutsertakan artificial intelligence, konektivitas, perangkat ukuran kecil, sensor, dan adanya penggunaan aktif.

Pada dasarnya, kinerja Internet of Things ditopang oleh beberapa hal-hal mendasar berupa konektivitas dan hardware atau device yang mencakup Big Data (analog), konektivitas tak berbatas, real time, spectrum of inside di pusat data, akurasi data, data acquisition, dan 5V (Volume, Velocity, Variety, Value dan Visibility).

Antares merupakan produk digital Telkom. Antares adalah end to end solution provider yang terdiri atas tiga kategori utama, yaitu Antares Connectivity — LoRaWAN, Antares Platform, dan Antares Solution seperti manufacture solution, transportasion solution, agreeculture and farming solution, smart city solution, dan lainnya.

Antares Connectivity — LoRaWAN hanyalah satu2nya yg tersertifikasi oleh Kominfo yang menggelar jaringan di 920–923mhz. Dengan adanya lisensi dari Kominfo maka jaminan akan quality, durability, sustainability, and security tidak perlu diragukan lagi. Sebagai platform Internet of Things milik Telkom, Antares memiliki ragam fitur, mulai dari device management hingga penyimpanan data yang memudahkan para pengembang aplikasi menuangkan ide-ide seputar IoT.

Pemanfaatan IoT dan LoRaWAN

Internet of Things telah mampu memecahkan serangkaian permasalahan yang ada di Indonesia, yang juga diimplementasikan oleh Antares seperti dalam smart home, smart metering, asset tracking, smart building, pengolahan limbah cerdas hingga pengelolaan lahan parkir berbasis IoT dan lain-lain.

IoT tidak bisa berdiri sendiri tanpa Antares Connectivity, terutama pada market IoT yang besar dan membutuhkan sensor. LoRa adalah teknik modulasi untuk spektrum yang spesifik pada jaringan wireless/nirkabel. Sedangkan, LoRaWAN adalah protokol yang memfasilitasi perangkat-perangkat IoT untuk saling berkomunikasi menggunakan LoRa. Penerapan sensor LoRaWAN memberi banyak manfaat di berbagai sektor, seperti agrikultur, utilitas, elektronik, kesehatan hingga manufaktur.

Modernisasi menjadi faktor pendorong pesatnya perkembangan IoT, seperti kebutuhan tingkat keamanan di kota besar yang terimplementasi di smart home dan smart city, juga kelola bisnis yang menuntut Return of Investment (ROI) yang tinggi. Dalam bisnis apapun, pengeluaran biaya-biaya harus menjadi suatu perhitungan sendiri termasuk mengantisipasi berbagai kebocoran. Misal, pada aplikasi yang disematkan pada truk pengiriman bahan bakar, LoRaWAN mampu memonitor suhu dan level cairan yang ada dalam tangki sehingga akan memberikan notifikasi jika terjadi penurunan level bahan bakar secara tiba-tiba dan dapat dipantau secara real time.

LoRaWan juga memiliki skalabilitas jaringan yang mumpuni sehingga mampu menentukan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau justru kemunduran, dapat membantu perusahaan berevolusi terhadap kebutuhan pasar, serta memiliki fleksibilitas teknologi informasi, yakni IoT LoRaWAN itu sendiri.

Masih penasaran dengan cerita lainnya? kunjungi medium kami di medium.leaptelkom dan follow untuk mengikuti keseruan lainnya!

Formulir Pertanyaan