LP
Leap by Telkom
•
28 Jun 2024 17.32 WIB
Kontribusi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) mencapai 61% atau setara Rp.9.580 triliun. UMKM telah menyerap sekitar 117 juta pekerja atau sama dengan 97% dari total tenaga kerja Indonesia. Begitu yang disebutkan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dalam laman situsnya https://kadin.id/data-dan-statistik/umkm-indonesia/
Pada tahun 2023, pelaku usaha UMKM telah bertumbuh menjadi sekitar 66 juta, naik 1,52% dari tahun 2021. UMKM memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Mereka memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), bahkan juga menciptakan lapangan kerja bagi jutaan orang. Namun, di tengah persaingan yang semakin ketat dan tantangan yang ada, UMKM harus beradaptasi dan menemukan cara-cara inovatif untuk tetap bertahan dan berkembang. Salah satu cara yang terbukti efektif adalah dengan memanfaatkan marketplace.
Marketplace memegang penting yang cukup krusial dalam tumbuh kembang UMKM di Indonesia. Hal ini dilandaskan beberapa faktor, sebagai berikut:
Marketplace menyediakan platform bagi UMKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas, baik di dalam negeri maupun internasional. Dengan adanya marketplace, UMKM tidak lagi terbatas pada lokasi geografis tertentu. Mereka dapat memasarkan produk kepada pelanggan di berbagai daerah bahkan negara lain. Hal ini tentunya membuka peluang baru dan potensi peningkatan penjualan yang signifikan.
Beriklan dan memasarkan produk secara konvensional membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Marketplace menawarkan solusi yang lebih efisien dari segi biaya. Platform marketplace sudah memiliki basis pelanggan yang besar dan infrastruktur pemasaran yang kuat. Dengan bergabung di marketplace, UMKM bisa memanfaatkan promosi yang dilakukan oleh platform tersebut, sehingga mengurangi beban biaya pemasaran.
Marketplace biasanya menyediakan berbagai alat dan fitur yang memudahkan UMKM dalam mengelola toko online mereka. Mulai dari manajemen inventaris, sistem pembayaran, hingga logistik, semuanya dapat diakses melalui satu platform. Hal ini tidak hanya menghemat waktu dan tenaga, juga membantu UMKM dalam menjaga efisiensi operasional.
Kepercayaan konsumen adalah faktor kunci dalam kesuksesan sebuah bisnis. Bergabung dengan marketplace ternama dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk UMKM. Marketplace terkenal biasanya memiliki kebijakan perlindungan konsumen yang ketat dan sistem ulasan yang transparan, yang dapat memberikan rasa aman kepada konsumen dalam berbelanja.
Marketplace seringkali menyediakan data dan analisis mengenai perilaku konsumen, tren penjualan, dan performa produk. Data ini sangat berharga bagi UMKM untuk mengoptimalkan strategi bisnis mereka. Dengan memahami tren dan kebutuhan pasar, UMKM dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam mengembangkan produk dan strategi pemasaran mereka.
Banyak marketplace yang menyediakan dukungan teknis dan pelatihan bagi para penjual. Mereka membantu UMKM dalam memahami cara berjualan online secara efektif, mulai dari cara mengunggah produk hingga teknik pemasaran digital. Dukungan ini sangat penting bagi UMKM yang mungkin belum memiliki pengalaman atau pengetahuan yang cukup dalam berbisnis online.
Pada dasarnya, marketplace terbagi menjadi dua, yaitu business to consumer (B2C) dan business to business (B2B). Untuk pengembangan bisnis yang lebih memadai, UMKM memerlukan marketplace B2B yang bisa menghubungkannya dengan pembeli bisnis pula. Model marketplace seperti inilah yang dikembangkan oleh Telkom pada Pasar Digital (PaDi) UMKM.
PaDi UMKM menyediakan platform digital yang memfasilitasi transaksi bisnis antara UMKM dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta perusahaan besar lainnya. PaDi UMKM memang hadir untuk meningkatkan aset pasar, memperluas akses pasar bagi UMKM dengan menghubungkan mereka dengan BUMN dan perusahaan besar. Di sini, PaDi UMKM juga mendorong UMKM untuk mengadopsi teknologi digital. Adopsi teknologi digital bukan hanya sekadar mengikuti tren, terpenting menjadi kebutuhan strategis bagi UMKM untuk tetap relevan dan kompetitif di pasar modern. Dengan memanfaatkan teknologi digital, UMKM dapat memperluas jangkauan pasar, meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, dan meningkatkan kepercayaan serta kepuasan konsumen. Semua ini tentu saja berkontribusi pada pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis UMKM itu sendiri.
UMKM juga akan sangat terbantu dengan adanya fitur-fitur yang dimiliki oleh PaDi UMKM. Seperti Invoice Financing dan RFQ, yang membantu mempermudah proses pembayaran dan pembiayaan jika UMKM membutuhkan modal awal untuk memenuhi pesanan yang masuk, karena PaDi UMKM juga telah bekerjasama lembaga-lembaga keuangan yang sama-sama berkomitmen mendukung UMKM naik kelas.
Dengan memfasilitasi proses procurement secara online, PaDi UMKM juga mendorong peningkatan transparansi dan efisiensi dalam proses pengadaan barang dan jasa baik di BUMN maupun di perusahaan besar lain. Digitalisasi yang dilakukan PaDi UMKM memungkinkan otomatisasi berbagai aspek dalam proses pengadaan, mulai dari permintaan penawaran, penawaran, hingga pemesanan dan pembayaran. Dengan sistem otomatis, data dapat diproses dan disimpan secara digital, mengurangi risiko kesalahan manusia dan meningkatkan kecepatan serta akurasi. Akses real-time ke informasi seluruh data transaksi, harga, penawaran, dan kontrak yang dapat diakses kapan dan di mana saja, memberikan transparansi kepada semua pihak yang terlibat. Hal ini mengurangi peluang untuk praktik kecurangan atau manipulasi data, karena semua informasi tersimpan dan dapat dilacak dengan mudah.
PaDi UMKM tidak bergerak sendiri. Peran pemerintah dalam memajukan UMKM tentulah memegang peran penting. Baru-baru ini Telkom resmi menjalin kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS). Dalam perjanjian tersebut, PaDi UMKM menjadi platform andalan Pemprov Jabar untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa pada program West Java Digital Marketplace (WJDM). Harapannya, PaDi UMKM dalam menjembatani UMKM di Jabar agar semakin mudah bertransaksi dengan pemerintah daerah.
WJDM sendiri merupakan program yang diinisiasi oleh Pemprov Jabar supaya UMKM Jabar dapat bergabung ke marketplace yang telah bekerjasama dengan Pemprov Jabar, PaDi UMKM salah satunya. Hingga saat ini, sudah lebih dari 13 ribu UMKM di Jawa Barat yang bergabung di PaDi UMKM, dengan total lebih dari 380 ribu produk. Keseluruh penjual yang terdaftar di PaDi UMKM sudah memiliki legalitas yang lengkap sehingga pembeli bisa bertransaksi dengan aman. Sehingga, perangkat daerah di Jabar pun bisa langsung melakukan transaksi pengadaan barang dan jasa dengan pilihan penjual yang variatif. Dengan demikian, transaksi yang berlangsung diharapkan dapat lebih meningkat dan semakin menumbuhkan perekonomian Jawa Barat.
Kolaborasi dengan pemerintah di daerah lain telah dan akan semakin banyak dilakukan PaDi UMKM. Jangan terlewat mendapatkan informasinya, dan temukan solusi digital lain dari PaDi UMKM di sini.
Artikel Terkait
Empat Tahun Berlayar Bersama ‘Kapal’ PaDi UMKM, Bikin PT Sinar Bersih Sukses Jaya Capai Transaksi 1,2M dalam Sebulan
1 bulan yang lalu
Fitur RFQ di PaDi UMKM berubah menjadi Tender Kilat
1 bulan yang lalu
PaDi UMKM: Transparansi Pengadaan Jasa Raharja dengan Vendor yang Variatif
4 bulan yang lalu
PaDi UMKM: Strategi Terpadu PT Adhi Karya dalam Seleksi Vendor dan Reporting Pengadaan Barang dan Jasa
4 bulan yang lalu