Leap Logo

Potensi Bisnis dan Kontribusi Telkom dalam Digitalisasi Ekosistem Pendidikan Indonesia

LP

Leap by Telkom

02 Feb 2024 12.49 WIB

portrait

Gambaran Sektor Pendidikan Indonesia

Nelson Mandela pernah mengatakan bahwa pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa digunakan untuk mengubah dunia. Pendidikan didefinisikan sebagai kunci pembuka menuju kemajuan dan transformasi suatu bangsa. Pendidikan bukanlah sekadar proses akuisisi pengetahuan, justru sebagai fondasi dalam membangun karakter, membuka peluang, dan menciptakan perubahan positif menuju masa depan yang berkualitas.

Perjalanan panjang pendidikan di Indonesia memberikan cerminan terhadap dinamika perkembangan sosial, politik, dan budaya. Pada masa pra-kemerdekaan, pendidikan di Indonesia bersifat lokal dan dipengaruhi dengan keberadaan pesantren dan sekolah-sekolah swasta. Saat itu, penjajahan Belanda menciptakan kesenjangan akses pendidikan di mana pendidikan lebih memprioritaskan kaum elit pribumi. Setelah Undang-Undang Dasar 1945 menetapkan bahwa pendidikan menjadi tanggung jawab negara, hadirlah tokoh Ki Hajar Dewantara sebagai perumus dasar pendidikan nasional dengan menghadirkan Taman Siswa untuk memperluas akses pendidikan ke seluruh lapisan masyarakat.

Usai masa reformasi tahun 1998, Indonesia mengalami perubahan besar dalam sistem politik di mana pendidikan menjadi fokus pembahasan yang serius. Program wajib belajar 9 tahun diperluas menjadi 12 tahun pada tahun 2013. Tujuannya adalah untuk meningkatkan mutu dan daya saing pendidikan Indonesia di tingkat global. Di sinilah tantangan sektor pendidikan mulai mengemuka. Di antaranya; Akses pendidikan di daerah terpencil, peningkatan kualitas pendidikan, dan penyesuaian dengan kemajuan teknologi. Revolusi 4.0 mendorong integrasi teknologi dalam pembelajaran, menciptakan tantangan dan peluang baru dalam pengembangan sumber daya manusia yang siap bersaing di tingkat global.

Tantangan Sektor Pendidikan Masa Kini

Pendidikan di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang kompleks dan memerlukan upaya bersama dalam mencapai perubahan. Adapun tantangan nyata yang dihadapi di antaranya adalah yang pertama, terkait aksesibilitas dan kesetaraan pendidikan terutama di daerah pedesaan dan terpencil. Kedua, terkait kualitas pendidikan. Meskipun aksesibilitas meningkat, kualitas pendidikan tetap menjadi perhatian utama. Beberapa sekolah masih mengalami kekurangan tenaga pengajar berkualifikasi, serta kurangnya fasilitas dan sumber daya pembelajaran. Ketiga, tantangan finansial di mana beban biaya pendidikan, termasuk biaya sekolah dan kebutuhan pembelajaran menjadi hambatan. Tantangan keempat, adalah relevansi kurikulum dengan tuntutan dunia kerja.

Era digital telah membuat pendidikan mengalami perubahan signifikan. Dengan perubahan cepat di era digital, tantangan terkait kurikulum yang tidak selalu mencerminkan kebutuhan dunia kerja dapat menyulitkan lulusan untuk bersaing di pasar tenaga kerja.

Berdasarkan data yang dirilis Worldtop20.org peringkat pendidikan Indonesia pada 2023 berada di urutan ke 67 dari 203 negara di dunia. Sebetulnya, krisis kualitas belajar di Indonesia sudah sejak lama diperdengarkan, salah satunya mengacu hasil dari Program Penilaian Pelajar Internasional atau Programme for International Student Assessment (PISA) yang sudah diikuti Indonesia sejak 2000. Indonesia yang disebutkan oleh Bank Dunia tahun 2021 memiliki rata-rata 12,4 tahun lama bersekolah, ternyata hanya setara dengan 7,8 tahun pembelajaran.

Ketertinggalan pembelajaran terasa nyata saat sekolah-sekolah ditutup sebagai dampak Covid-19. Pada 2022, hasil PISA menunjukkan capaian terburuk Indonesia dalam penilaian hasil belajar bidang matematika, membaca, dan sains bagi pelajar usia 15 tahun. Skor buruk ini menjadi suatu indikasi bahwa masih ada tantangan di dalam sistem pendidikan nasional untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul untuk meraih visi Indonesia emas 2045 sebagai negara maju.

Potensi Bisnis Sektor Pendidikan

Pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk menjadi negara maju bisa tercapai jika Indonesia mampu meningkatkan pendapatan per kapita di atas 13.000 dollar AS. Sementara saat ini pendapatan per kapita Indonesia baru sekitar 4.000 dollar AS. Salah satu aspek yang bisa mendorong ke arah itu adalah menciptakan SDM unggul. SDM unggul memiliki potensi memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dan ini biasanya berbanding lurus dengan biaya hidup yang akan dikeluarkan sehingga perputaran transaksi belanja barang akan meningkatkan perekonomian bangsa.

Dalam era di mana pendidikan menjadi fokus utama pembangunan sosial dan ekonomi, sektor pendidikan semakin menjadi lahan subur dalam pengembangan bisnis. Business to Business (B2B) sektor pendidikan muncul sebagai potensi yang menjanjikan, membuka peluang baru bagi inovasi dan kolaborasi di antara para pemangku kepentingan. Inovasi di sektor pendidikan terus berkembang seiring kemajuan teknologi dan perubahan kebutuhan masyarakat, antara lain; pembelajaran online dan e-learning di mana dibutuhkan platform pembelajaran online juga sistem manajemen pembelajaran (LMS) yang digunakan sekolah dan perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pembelajaran online; inovasi pembelajaran adaptif yang menerapkan penggunaan teknologi kecerdasan buatan dalam membuat materi pembelajaran; inovasi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) yang digunakan untuk menciptakan pengalaman pembelajaran imersif (mengharukan) seperti eksplorasi sejarah dan eksplorasi bawah laut; inovasi microlearning yang memberikan modul-modul pendek dan terfokus sehingga siswa dapat memahami suatu konsep dalam waktu cepat; inovasi blockchain untuk verifikasi kredensial yang bisa digunakan untuk menyimpan dan memverifikasi sertifikat dan kredensial pendidikan; atau inovasi kelas hybrid dan fleksibilitas pembelajaran yang mengkombinasikan kelas tatap muka dan pembelajaran online.

Inovasi-inovasi tersebut di atas memberikan gambaran nyata seberapa besar peluang bisnis di sektor pendidikan. Terlebih, kondisi yang dihadapi Indonesia saat ini adalah akses pendidikan berkualitas yang belum merata akibat kondisi geografis dan lain-lain sebagaimana disinggung di atas. Adapun peluang bisnis tersebut adalah berhubungan dengan pengembangan dan penyediaan teknologi pendidikan, seperti platform e-learning, aplikasi pembelajaran berbasis teknologi, atau juga sistem manajemen pembelajaran untuk institusi pendidikan.

Yang kedua, berkaitan dengan penyediaan layanan konsultasi dan pelatihan, dimana bantuan profesional dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan manajemen sekolah. Pelatihan bisa diberikan kepada guru, kepala sekolah, hingga staf administrasi sebagai upaya peningkatan kualitas dan mutu pendidikan. Begitu pula dengan penyediaan bahan ajar, potensi B2B dalam hal ini bisa berupa penyediaan bahan ajar, buku teks, perangkat pembelajaran, atau platform sumber daya pendidikan di berbagai level atau tingkatan pendidikan. Mencermati hal-hal tersebut di atas, Telkom menghadirkan Pijar Sekolah sebagai solusi digital dalam ekosistem pendidikan Indonesia.

Platform Pijar Sekolah dari Telkom

Pijar Sekolah adalah sebuah platform pembelajaran digital terpadu yang mendukung pihak sekolah menciptakan pembelajaran digital yang lebih menyenangkan. Ada ribuan konten digital berupa buku digital interaktif, video pembelajaran, laboratorium maya, dan fitur-fitur lain seperti Fitur Ujian yang membantu sekolah melaksanakan Ujian Sekolah Berbasis Aplikasi (UBK), dan pengelolaan administrasi & operasional sekolah melalui fitur Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sekolah, yang bisa dimanfaatkan siswa dan guru dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Fitur Ujian menjadi fitur unggulan dari Pijar Sekolah, karena memudahkan pihak sekolah dalam membuat bank soal, melakukan penjadwalan ujian, melakukan monitoring ujian, hingga melaksanakan penilaian ujian dengan cepat dan tepat. Pada Fitur Ujian, juga terdapat fitur Analisa Butir Soal yang dapat membantu Guru khususnya dalam memantau kemampuan anak didik menjawab soal yang diberikan. Fitur ini juga membantu guru meng-klasifikasi soal tergolong mudah, sedang, atau sulit.

Sejak dirilis tahun 2020, Pijar Sekolah telah mencatatkan hampir 9000 sekolah teregistrasi sampai dengan tengah bulan Januari 2024. Sebanyak lebih hampir 1,3 juta siswa, lebih dari 53 ribu guru, juga lebih dari 131 ribu orangtua telah tergabung dalam ekosistem pendidikan di Pijar Sekolah. Dalam perkembangannya selama Q3-Q4 tahun 2023, Pijar Sekolah mengalami growth sebesar 149.95%. Di mana fitur-fitur yang banyak digunakan selama tahun kemarin adalah Uji Kompetensi & Penilaian, Presensi, Tugas, Pengumuman, Konten Digital, Analisa Butir Soal, juga Hasil Belajar.

Pijar Sekolah merupakan bukti nyata Telkom dalam mengatasi disparitas pendidikan di Indonesia. Solusi digital memungkinkan pemerataan pendidikan bagi masyarakat di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Sehingga kesempatan memperoleh pendidikan setara dimungkinkan agar seluruh elemen bangsa bergerak menuju pendidikan 4.0.

Telkom Bangun Ekosistem Pendidikan Indonesia

Sekali lagi, perlu ditekankan jika sistem pendidikan yang baik akan menciptakan sumber daya manusia yang unggul sebagai modal utama Indonesia menuju menjadi negara maju. Komitmen Telkom mendigitalisasi bangsa tak terlepas dari upayanya mencerdaskan kehidupan bangsa. Itulah mengapa ekosistem pendidikan menjadi sektor yang tak luput dikembangkan oleh Telkom. Ekosistem pendidikan saat ini mutlak dibutuhkan masyarakat dalam mengakselerasi pertumbuhan digital di Indonesia.

Pentingnya ekosistem pendidikan membawa Telkom merespon tantangan industri yang berkembang saat ini dengan melakukan investasi di sektor tersebut. Selain juga merupakan wujud adaptasi atas segala kebaruan, menciptakan strategi, dan menjaga daya saing yang mendukung keberlanjutan bisnis jangka panjang. Telkom tengah mempersiapkan dua hal, yang pertama adalah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi mumpuni di masa depan dan yang kedua adalah mempersiapkan market dengan daya beli yang bersaing.

Penjelasannya begini, bukan rahasia jika sistem pendidikan yang baik akan menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan membuat suatu negara menjadi maju. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara maka berbanding lurus pula dengan kemajuan negara tersebut, pun sebaliknya. Seneca, seorang filsuf Romawi menuliskan ‘Non scholae, sed vitae discimus’ yang berarti ‘Kita belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk hidup’. Maksud kalimat ini mengatakan bahwa yang dikejar manusia dengan belajar adalah bukan untuk mengejar nilai melainkan mempersiapkan hidup yang lebih baik di masa depan dan sekolah adalah upaya mewujudkan hal itu!

Indonesia menghadapi tantangan masa depan di mana manusia suka tidak suka dipandang sebagai human capital yang dipersiapkan dengan sistem pendidikan yang baik dalam membangun karakter dan memperoleh keilmuan atau pengetahuan. Pijar Sekolah, sebuah inovasi edukasi yang dikembangkan Telkom dirancang untuk menyelesaikan permasalahan di ekosistem pendidikan. Pijar Sekolah membantu proses digitalisasi sekolah dalam hal sistem juga proses belajar mengajar. Harapannya dengan sistem sekolah yang terintegrasi dan terdigitalisasi baik, akan menghasilkan human capital yang kompeten di masa depan.

Kelak, mereka akan menjadi talenta-talenta yang mandiri dan profesional. Dan ketika mereka sudah profesional di tempatnya bekerja atau mandiri sebagai entrepreneur, tentulah mereka membutuhkan bantuan teknologi dan tools yang membantu usahanya itu. Dan mereka bisa kembali memanfaatkan support-support digital yang sudah dikembangkan Telkom, bergabung dalam ekosistem digital Telkom yang lebih besar lagi. Jadi, bisa disimpulkan jika sektor pendidikan merupakan investasi jangka panjang bagi sektor-sektor lain seperti sosial, ekonomi, dan keadilan sosial.

Pijar Sekolah merupakan bagian kecil dari solusi yang lebih besar dalam ekosistem pendidikan digital yang dikembangkan Telkom. Tidak semata berbisnis di sektor pendidikan semata, tetapi Telkom juga berkontribusi nyata memberikan solusi terhadap tantangan dan permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia!

Formulir Pertanyaan