LP
Leap by Telkom
•
17 Dec 2022 10.30 WIB
Arsenal, tim sepak bola Inggris yang terkenal ini rupanya pernah memutuskan untuk mengubah simbol klub mereka. Setelah 53 tahun mengenakan logo klasik dengan tulisan ‘Victoria Concordia Crescit’, mereka mantap menggantinya dengan harapan lebih nyaman di benak banyak konsumen. Identitas klub Arsenal berkembang selama bertahun-tahun dan keputusan untuk merumuskan lambang baru pada tahun 2002 diambil demi merangkul masa depan dan bergerak maju di industri sepak bola. Klub tersebut yakin bahwa keputusan itu adalah waktu yang ideal guna memperkenalkan wajah baru.
Dengan demikian, klub sepak bola asal inggris tersebut telah melakukan re-branding yakni mencitrakan ulang penampakan dirinya. Hal yang lumrah dan sepatutnya bagi pelaku industri. Maka tak mengherankan bila di ujung tahun ini, dua dekade setelah apa yang dilakukan Arsenal, sebuah merek dagang menamakan ulang dirinya. Ya, dia adalah Nuon!
Noun adalah perusahaan digital entertainment dan lifestyle yang sebelumnya telah melantai di industri hiburan digital tanah air. Sebelumnya, Nuon muncul dalam wajah dan nama Melon. Perubahan nama tersebut mengandung beberapa alasan di belakangnya. Pertama, alasan yuridiksi. Ini menyangkut nama perusahaan serupa di Korea. Sehingga menemukan nama baru menjadi niscaya harus dilakukan.
Keputusan re-branding ini pun semata-mata ditujukan untuk kemajuan perusahaan. Lewat nama ‘Nuon Digital Indonesia’, perusahaan berkomitmen untuk memperluas visi bisnisnya. Mengonstruksi dunia digital yang menjajakan kebebasan dalam menggali kreativitas, serta membentuk keseruan di masa kini dan hari esok.
Baca juga: Telkom dan Pengembangan Aplikasi Kesehatan
Berdasarkan filosofinya, logo Nuon sendiri ditulis dengan warna biru yang diambil dari pengertian tech blue. Warna biru juga merepresentasikan harapan serta kreativitas. Huruf-huruf Nuon digurat menggunakan bentuk kotak tegas yang berkesan maskulin. Namun bagian abjad “O”-nya menyiratkan pesan nan feminin. Nama dan lambang anyar ini juga mempromosikan ketidakterbatasan (infinity), mewakili filosofi yang brand baru.
Nuon Sebagai Platform Yang Solid
Dalam khazanah konsumsi dikenal istilah one-stop shopping, yang merujuk pada aktivitas belanja yang dilakukan pada satu tempat guna memenuhi ragam kebutuhan. Konsep bisnisnya berupa penawaran berbagai layanan hanya dalam satu atap. Sehingga tak heran jika banyak konsumen yang menggemari one-stop shopping.
Praktis, irit waktu, hemat energi dan terasa lebih menyenangkan. Itulah yang kerap dirasakan konsumen dengan adanya one-stop shopping. Kehadiran Nuon menggantikan Melon mendekati pengertian model bisnis tersebut. Sebuah platform hiburan multi konten. Di dalamnya ada games, OTT, musik, karaoke, hingga ticketing.
Pada ranah games, terdapat Upoint sebagai salah satu unit bisnis dari Nuon. Upoint adalah toko voucher game online dan Nuon akan mengumpulkan game voucher dari publisher untuk dijual. Diketahui Upoint sendiri merupakan brand yang selama ini menyuplai game ke banyak pihak. Lalu, ada Dunia Games yang turut bekerjasama. Dunia Games merupakan bagian dari unit bisnis Telkom yang berfokus pada video game, industri gaming, E-Sports, tech, dan pop culture. Disini, dua wajah Telkom bersua dalam satu garis lini bisnis. Tak hanya itu, terdapat merek lainnya seperti UniPin dan Codashop yang juga bertalian dengan Nuon.
Gambaran ini menunjukkan bahwa Nuon bekerja untuk menjadi salah satu penyokong akbar taman bermain gamers Indonesia.
Market gamers di Indonesia terbilang sangat besar dan dipercaya angkanya menembus 120 juta, baik gamers pengguna mobile maupun desktop. Data menunjukkan, pengguna Telkomsel yang terhubung dengan pemakaian games sudah mencapai 70 juta users. Angka yang fantastis dimana hampir mendekati separuh pelanggan Telkomsel secara keseluruhan. Nuon sendiri (saat era Melon) tidak kurang 5 juta pengguna membeli voucher game menggunakan aplikasi tersebut. Jumlah itu mewakili 10–15% dari total market. Mengenai hal ini, Aris Sudewo, selaku Chief Executive Officer (CEO) Nuon Digital Indonesia memiliki pendapatnya,
“Yang gede itu yang jualan game voucher resmi. Nah, di luar dari yang resmi banyak juga yang nggak resmi, sifatnya kayak marketplace. Jadi karena game ini memang secara volume besar, gamers itu gede secara transaksi, juga uangnya banyak. Semua pasti ingin ikutan di situ. Banyak platform digital berminat ke arah itu.”
Kemudian, Nuon juga menyediakan ranah musik yang menjadi lapak favorit yaitu Langit Musik. Sebuah platform besar yang selama ini dipakai banyak pengguna. Langit Musik memiliki segmen pasar sendiri dan pastinya berbeda dengan merek global kebanyakan. Bersama Nuon mereka merawat ceruk yang tak kalah besar. Top chart Langit Musik terkesan spesifik. Lagu-lagu berita rasa tertentu. Segmen lagu-lagu non “Kelas A”. Di sana akan bertengger tembang-tembang dangdut favorit, campursari, pop daerah, dan segala bunyi-bunyian lokal yang lebih akrab di telinga kebanyakan penduduk Indonesia. Di Nuon orang bisa berdendang dan bergoyang seraya merasa ‘Indonesia sekali’.
Sebagian orang mungkin berpikir bahwa ini akan mendatangkan kesan remeh karena tidak ada gemerlap diva-diva global atau solois ‘bule’ yang bertengger keren di puncak daftar lagu. Namun dalam bisnis, pada akhirnya yang laku lah yang harus ditelateni. Bisnis bekerja untuk pencapaian, bukan perdebatan selera siapa yang lebih gemerlap. Nuon pun memang memposisikan diri ke segmen pendengar dengan selera tertentu. Itu sepenuhnya merupakan gestur bisnis yang logis. Dan Langit Musik sebagai sebuah aplikasi faktanya sudah memiliki 11 juta pengunduh. Nomor satu di Indonesia. Nuon merangkul aplikasi yang kapasitas populasinya tak bisa ditengok sebelah mata.
Membangun Nuon, Membangun Asa
Sebagai produk digital yang berada di bawah naungan Telkom Indonesia, keuntungan dari segi dukungan sungguh terasa bagi Nuon. Seperti tipikal anak perusahaan Telkom Indonesia lainnya, Nuon diplot untuk bisa meluas keluar. Tidak hanya bergerak di sekitar ekosistem dari company parent-nya saja sehingga nilainya pun akan bertambah.
Baca juga: Sangsi Boleh, Pesimis Jangan
Nuon sendiri melihat pendekatan ini secara optimis. Melihat industri digital tidak cuma bergerak di sekitar pasar yang dirawat company parent-nya. Nuon benar-benar berniat melayani pasar yang lebih luas. Pun Nuon membentuk tim spesifik yang berfokus pada ekspansi ke luar.
Menjadi bisnis yang terhubung dengan BUMN, tidak menjadikan fokus Nuon hanya kepada ranah profit oriented saja. Selain mengaplikasikan CSR (Corporate Social Responsibility), Nuon juga berupaya menghimpun talenta-talenta nasional. Contohnya, Lokapala yaitu salah satu game yang dikembangkan Nuon. Lokapala merupakan game karya anak bangsa. Game ini buatan putera-puteri asal Solo. Lokapala merupakan tanggapan dalam wajah lokal dari game populer Mobile Legend. Di dalam Lokapala dimasukkan unsur budaya nasional, seperti cerita lokal pewayangan, tokoh Gatotkaca dan karakter setipe.
“Di dalamnya kita beri juga driver online. Jadi ada yang naik motor. Ojol gitulah. Mirip sehari-sehari kehidupan di Indonesia. Jadi kita harus melakukan modernisasi. Ndak pas, susah kan kalau anak sekarang suruh main wayang Gatotkaca. Jadi kita bawa itu dalam game”, timpal Aris Sadewo, pria yang nama belakangnya juga diambil dari salah satu tokoh pewayangan.
Munculnya Lokapala pun ditujukan untuk membesarkan ekosistem game nasional. Tiga tahun lamanya game rasa lokal ini dibangun dan baru satu tahun terakhir ini dimonetisasi. Selama perkembangannya, Lokapala terbukti mendapatkan sambutan baik dari masyarakat gamers Indonesia. Hingga kini sudah ada 3 juta pengunduh dan pengguna aktifnya terus tumbuh. Saat ini mereka yang memainkan game per hari ada di jumlah 50.000–70.000-an orang. Total penggunanya dalam satu bulan menembus lebih dari setengah juta pengguna. Ini merupakan statistik, yang walau belum fantastis, tapi sudah bisa menunjukkan asa besar tentang produk game lokal.
Setelah membahas pencapaian Nuon, tentu terbesit rasa penasaran dengan pelaku-pelaku yang terlibat. Ibarat semakin tinggi pencapaian semakin tinggi pula pressure kerjanya. Uniknya, hal tersebut tidak dirasakan oleh tim Nuon, melainkan bekerja dengan ceria. Tidak merasakan tekanan benar-benar hadir dalam keseharian kerja.
“Nggak ada sih enak-enak aja. Hahahaa. Enjoy-enjoy aja. Alhamdulillah-nya Nuon perusahaan yang running dan sehat gitu ya. Tinggal optimalisasi sedikit. Ibaratnya mobil sudah jalan, sudah bagus dan lari kencang. Tinggal kita modifikasi gitu ya. Di sini memang timnya punya satu semangat yang sama. Jadi lebih mudah untuk menyampaikan strategi perusahaan, kemudian apa yang harus dilakukan. Guyublah”, tutur Aris Sadewo berseri-seri.
Selama ini tim Nuon dikelola dengan pendekatan ala tech company modern lainnya yaitu mengombinasikan etos kerja keras dan kebahagiaan kerja. Bahkan, setiap bulan diadakan Nuon Day. Event ini esensinya serupa dengan Town Hall Meeting. Di forum tersebut seluruh anggota tim diajak berefleksi. Menengok pencapaian yang sudah dan belum diraih. Pelaksanaan Nuon Day diadakan setiap Jumat sore. Selain mengajak membahas performa kerja, acara ini juga disisipi dengan berbagai bentuk hiburan. Ditambah, peserta forum boleh mengenakan kostum tematik, pun di dalamnya diisi kompetisi hiburan antar anggota tim. Ada lomba puisi, menyanyi atau berjoget. Bekerja dengan bergembira seolah menjadi plakat tak resmi tim Nuon itu sendiri.
Leapers, Nuon baru saja menemukan dan memperkenalkan nama anyarnya. Sementara pada tahun 1996, salah satu mesin pencarian dibuat oleh Larry Page dan Sergey Brin. Mereka menamakannya “BackRub”. Kira-kira tiga tahun berselang, nama tersebut diubah. Menjadi “Google”. Dan sekarang dunia paham, apa makna Google dalam semesta industri digital global. Raksasa.
Pergantian nama kadang-kadang terkesan seperti peristiwa biasa. Tetapi tak jarang sejarah justru bertutur lain. Nama membawa asa. Melon telah berganti Nuon, bukan mustahil nama baru akan mendatangkan pencapaian akbar lain. Selamat datang Nuon! Menggebraklah!
Yuk jadi bagian dari digital talent Telkom Indonesia! Temukan kesempatannya dan apply segera dengan klik button di bawah ini.
Masih penasaran dengan cerita lainnya? Kunjungi medium kami dan follow untuk mengikuti keseruan lainnya!
Artikel Terkait
Leap - Digital Telco Hadirkan Ragam Solusi Digital
10 bulan yang lalu
Menghadapi Tantangan dalam Menyusun Strategi Digital Marketing
1 tahun yang lalu
Perempuan dalam Kesetaraan dan Industri Digital
1 tahun yang lalu
Manfaatkan Peluang dengan Program Internship Telkom
1 tahun yang lalu