LP
Leap by Telkom
•
05 Sep 2023 16.05 WIB
Tahun lalu Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Indonesia (Korlantas Polri) merilis data bahwa sampai dengan Desember 2021 tercatat ada sekitar 103 juta kendaraan. Namun, hanya sekitar 39 persen atau sekitar 40 juta kendaraan yang telah melunasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Data ini terkumpul dari tahun 2016 hingga akhir 2021. Jika dirupiahkan, maka potensi pendapatan negara yang hilang senilai Rp100 triliun.
Berdasar data yang dihimpun oleh Korlantas Polri pula, jumlah kendaraan bermotor sampai dengan awal 2022 mencapai 146.046.000 unit. Jumlah tersebut terdiri atas mobil penumpang sebanyak 22.434.401 unit, mobil bus 211.675 unit, mobil barang 5.737.594 unit, sepeda motor 117.580.815 unit, dan kendaraan khusus 82.181 unit. Maka, berbagai upaya dilakukan untuk membuat potensi tersebut bisa menjadi pendapatan negara dan pada akhirnya menyejahterakan masyarakat.
Salah satunya yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Daerah (KPPD) Kulon Progo dengan memanfaatkan Omni Communication Assistant (OCA). OCA sendiri adalah solusi digital dari Telkom Indonesia untuk ekosistem komunikasi. OCA berhasil membantu KPPD Kulon Progo menaikkan pendapatan pajak kendaraan bermotor sebesar 40%.
“Kenaikan pendapatan dari wajib pajak kendaraan Kulon Progo sejak menggunakan OCA adalah sebesar 40 persen. Semenjak ada OCA, yang awalnya 17 ribu, jadi 10 ribu, artinya ada peningkatan lebih dari 40 persen,” ungkap Kasubag Tata Usaha KPPD Riyadi, S.H, M.H.
Sudah setahun belakangan, Satuan Kerja yang dipimpinnya menggunakan OCA. Menurut lelaki yang biasa disapa Bang Riyadi, meski ia berdarah Jawa murni ini, implementasi digital berlandas atas Peraturan Presiden (Perpres) no 95 tahun 2018 tentang sistem penyelenggaraan sistem pemerintah bebas elektronik. Sehingga pihaknya melaksanakan digitalisasi komunikasi agar bisa memberikan informasi kepada wajib pajak secara realtime 24 jam.
“Apa yang dibutuhkan masyarakat bisa dilayani setiap waktu dengan menggunakan teknologi informasi. Jadi, sekarang teknologi informasi berkembang pesat, kita juga harus mengikutinya dan salah satunya ya produk OCA ini. Ditambah, sekarang memang masyarakat tuh hampir semuanya memiliki handphone (HP). Informasi apapun langsung dipungut dari HP, begitu juga dengan transaksi dan lain sebagainya. Ya jadinya kita memang harus beralih ke digitalisasi”
Menurut ia, alasan wajib pajak menunggak pembayaran bisa dikarenakan banyak hal. Bukan semata faktor ekonomi terkait nominalnya saja, tetapi juga dikarenakan prosedur layanan. Prosedur layanan yang dimaksud adalah layanan yang bagaimana, layanan yang kapan dan di mana bisa diakses, dan lain-lain. Artinya, ada banyak faktor yang menyebabkan tunggakan, termasuk pula yang tidak jarang adalah terlupa tanggal jatuh tempo.
Digitalisasi, mencoret semua permasalahan-permasalahan tersebut. Sebagai contoh, beberapa tahun silam, jika wajib pajak ingin bertanya mengenai besaran pajak, masalah pelayanan dan prosedur, maka mereka perlu datang dulu ke kantor. Sementara di pihak KPPD sendiri juga mengalami keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM). Saat KPPD perlu menyampaikan informasi, pengerjaannya masih sangat manual, dengan menempelkan informasi di tempat-tempat ramai yang memungkinkan dibaca orang.
Sejak digunakannya OCA Blast, salah satu fitur dari OCA untuk menyebarkan pesan atau informasi ke banyak penerima pesan dalam satu waktu, hal-hal di atas tidak lagi dialami Riyadi dan tim. Misalnya jatuh tempo pajak, maka informasi bisa lebih cepat disebarkan, memangkas waktu dan volume penerima pesan bisa berjumlah ribuan, dan itu bisa terkirim dalam sekali klik. Semudah itu!
“Kalau dulu kan mereka harus ke kantor untuk mencari informasi berapa nominal dan bagaimana prosedur pelayanan. Nah sejak menggunakan OCA, mereka tinggal buka saja karena kita ada layanan langsung dijawab, seperti itu. Teknologi OCA membantu Aparatur sipil Negara (ASN) di KPPD Kulon Progo dalam mempercepat dan mempermudah memberi pelayanan terkait pajak. Masyarakat sekarang tinggal membawa HP dan aktivitas-aktivitas transaksi juga lewat HP. Lebih cepat prosesnya, termasuk penyerapan anggaran dari pendapatan pajak itu sendiri”.
Riyadi juga menyebut bahwa dengan OCA Blast, memungkinkan pihaknya mengingatkan kepada wajib pajak kapan jatuh tempo, termasuk juga mengingatkan kembali mereka yang telah menunggak pajak. Juga, penyebaran informasi yang lebih luas lagi tentang program-program bebas denda pajak. Pengingat ini berlaga seperti layaknya asisten yang mengingatkan kembali si wajib pajak. Maka, peningkatan sebanyak 40% bukan tidak mungkin bisa ditingkatkan lagi.
Hal senada juga disampaikan Sagita, salah seorang pegawai KPPD Kulon Progo yang bertugas sebagai Operator OCA. Ia menyebut jika sudah mencoba beberapa alternatif digital sebelum akhirnya menggunakan OCA.
“Kita pakai kanal digital, ada produk lain tetapi ya ada beberapa kendala di situ. Misal, nomor kami yang beberapa kali terblokir dan tidak ada centang hijaunya. Hal ini mempengaruhi tingkat kepercayaan publik. Masyarakat kan jadi ragu, ini benar nomor official Samsat atau bukan, gitu,” kata Sagita.
Sagita, merasakan manfaat langsung ketika menggunakan OCA. Ia merasa pekerjaannya sekarang terbantu dan termudahkan, “OCA punya fitur broadcast scheduler, jadi kalau mau nge-blast minggu depan, minggu depannya lagi, sudah bisa kita jadwalkan di hari ini. Jadi minggu depan kita sudah tidak pusing, tinggak dicek saja. Terus, kuotanya cukup banyak! Satu hari bisa 1000, bahkan nanti ada peningkatan, bisa sampai sepuluh ribu nomor kontak. Nah, itu pasti memudahkan banget sih. Yang paling penting lagi, kuotanya itu kita jadi lebih tepat sasaran makanya ini berhubungan dengan pendapatan”.
Sagita pun melanjutkan bahwa pihaknya melakukan pengecekan berapa tunggakan pajak kendaraan bermotor yang masuk setiap harinya. Saat jatuh tempo, maka akan dikirimkan pesan whatsapp broadcast yang ditujukan khusus kepada penunggak pajak.
Sagita merasa bersyukur, atasannya memilih OCA sebagai solusi digitalisasi kantor tempat ia bekerja. Sejak ada OCA ia tidak lagi merasa pusing sendiri. Karena pun jika ada kendala selama penggunaan, tim OCA akan sigap dan cepat merespon.
“OCA luas biasa! Pertama responnya cepat, kerjasamanya enak, kita juga ga perlu terjebak dan pusing sendiri karena kan kadang dari perusahaan-perusahaan tuh enggak care. Dan kita memilih OCA karena ingin lebih safety keamanan data dan sebagainya, karena ini buatan anak negeri dari Telkom, salah satu BUMN Indonesia. Itu yang menurut saya menjadi garis utama yang harus kita pegang, keamanan datanya,” tutup Sagita. (hzr)
Artikel Terkait
OCA Permudah Pelaku Bisnis Kelola Semua Saluran Komunikasi dalam Satu Platform
3 minggu yang lalu
IPC Terminal Petikemas Berhasil Meningkatkan Layanan Pelanggan dengan Pelanggan hingga 233% berkat OCA Interaction
3 bulan yang lalu
Solusi Komunikasi OCA terhadap Dukungan Pelanggan dengan WhatsApp Business API
5 bulan yang lalu
Solusi Komunikasi OCA terhadap Dukungan Pelanggan dengan WhatsApp Business API
5 bulan yang lalu