LP
Leap by Telkom
•
18 Jun 2024 22.41 WIB
Industri logistik dan transportasi merupakan tulang punggung perdagangan global!
Industri logistik menghubungkan business to business (B2B) logistik seperti produsen, distributor, dan konsumen di seluruh dunia. Namun, sektor ini sering kali dihadapkan pada tantangan seperti inefisiensi operasional, biaya tinggi, dan keterlambatan pengiriman. Fungsi penting transportasi memberikan solusi layanan logistik dalam hal pergerakan produk. Digitalisasi logistik muncul sebagai solusi logistik yang revolusioner untuk mengatasi tantangan ini, mengoptimalkan seluruh rantai pasokan, dan menciptakan keunggulan kompetitif yang signifikan.
Digitalisasi logistik melibatkan penerapan teknologi digital untuk mengoptimalkan proses logistik, mulai dari manajemen inventaris hingga pengiriman barang. Keseluruhan proses ini mencakup penggunaan perangkat lunak, perangkat keras, dan teknologi terkini seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), blockchain, dan analitik data.
Digitalisasi logistik terdiri atas berbagai elemen seperti pengelolaan persediaan yang bisa dilacak dan inventarisasi dapat dikelola secara realtime. Digitalisasi logistik juga menyasar kepada manajemen transportasi dengan mengoptimalkan rute pengiriman, pelacakan pengiriman, dan manajemen armada. Hal selanjutnya adalah otomatisasi gudang yang mengimplementasikan sistem otomatis, baik untuk penanganan baik yang khusus seperti obat-obatan, produk yang membutuhkan suhu tertentu, dan lain sebagainya, termasuk ke soal penyimpanan dan pengambilan barang yang mudah dengan mendahulukan stok lama keluar lebih dulu. Dalam digitalisasi logistik, keseluruhan proses ini dapat dilacak dan dipantau karena menggunakan sensor dan IoT untuk melacak lokasi dan kondisi barang secara real-time.
Ketika data-data proses dari awal tadi sudah terekam dalam satu dashboard, maka analitik data dapat dilakukan dengan memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mendapatkan wawasan operasional dan memprediksi tren.
Meski digitalisasi pada berbagai sektor sedang gencar dilakukan, tetapi tantangannya bisa dibilang tidak mudah. Begitu juga pada industri logistik. Tantangan yang paling jelas dan nyata adalah permasalahan biaya yang cukup tinggi. Implementasi teknologi digital sering memerlukan investasi awal yang signifikan dalam hal penyediaan perangkat keras, perangkat lunak, dan sumber daya manusia. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana mengintegrasikan teknologi baru dengan sistem yang sudah ada. Hal ini seringkali menjadi dilema dan tantangan tersendiri secara teknis dan keorganisasian.
Belum lagi jika bicara keamanan siber. Ibaratnya, meningkatnya digitalisasi berbanding lurus dengan risiko keamanan siber. Jika digitalisasi dilakukan pada suatu industri, maka risiko keamanan siber juga meningkat, sehingga diperlukan langkah-langkah perlindungan yang tepat. Bukan hanya perkara regulasi, tetapi juga ketersediaan tenaga ahli dalam perusahaan itu sendiri.
Nah, satu tantangan lagi adalah perihal ketersediaan data. Bukan rahasia jika keberhasilan digitalisasi logistik sangat tergantung pada ketersediaan dan kualitas data. Pengerjaan end-to-end yang sebelumnya dilakukan secara manual dengan pencatatan yang kurang baik, tentu saja berpotensi menghasilkan data yang kurang ‘jernih’ atau berkualitas buruk. Sehingga memang, dibutuhkan proses digitalisasi yang menyeluruh secara komprehensif dan jika tidak bisa dikerjakan secara mandiri oleh suatu perusahaan, perlu bekerjasama dengan penyedia solusi digitalisasi logistik.
Salah satu yang menawarkan hal tersebut adalah Logee, sebuah platform yang dikembangkan Telkom untuk mengatasi berbagai macam tantangan logistik di Indonesia.
1. Perangkat Lunak (Software) dan Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat lunak dalam industri logistik mencakup berbagai aplikasi dan sistem yang mengelola, mengontrol, dan mengoptimalkan alur logistik. Beberapa jenis perangkat lunak yang umum digunakan adalah:
- Sistem Manajemen Transportasi (Transport Management System/TMS), yaitu platform perangkat lunak yang membantu perusahaan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengoptimalkan pengiriman barang. TMS memberikan manfaat perencanaan rute yang optimal, mengurangi waktu tempuh dan biaya bahan bakar, sehingga operasional menjadi lebih efisien. Selain itu, TMS juga bisa membantu memantau lokasi dan status pengiriman secara real-time, sehingga bisa meningkatkan visibilitas dan transparansi. Paling penting adalah pengelolaan semua dokumen pengiriman bisa beralih secara digital, sehingga mengurangi kesalahan dan mempercepat prosesnya.
- Sistem Manajemen Gudang (Warehouse Management System/WMS), yaitu pengelolaan operasi gudang, seperti penerimaan barang, penyimpanan, pemilihan, pengepakan, dan pengiriman. Fungsinya adalah memastikan bahwa semua proses gudang berjalan efisien dan inventaris dapat dikelola dengan baik.
Sementara itu, perangkat keras mendukung pengumpulan data dan operasi fisik dalam logistik. Contoh perangkat keras yang digunakan adalah penggunaan sensor IoT dan perangkat GPS. Sensor IoT dipasang pada kendaraan, kontainer, atau produk untuk mengumpulkan data real-time tentang lokasi, kondisi lingkungan (suhu, kelembaban), dan status barang. Fungsinya adalah untuk mengirim data ke sistem pusat melalui jaringan, memungkinkan pemantauan dan analisis real-time.
Sedang perangkat GPS berguna untuk melacak lokasi kendaraan dan mengirimkan data lokasi ke sistem manajemen transportasi. Fungsinya adalah untuk memberikan informasi lokasi yang akurat untuk optimasi rute dan pelacakan pengiriman.
2. Internet of Things (IoT)
IoT melibatkan penggunaan sensor dan perangkat yang terhubung untuk mengumpulkan dan berbagi data secara real-time. Cara kerja perangkat IoT adalah mengumpulkan data dari lingkungan fisik melalui sensor dan mengirimkan data tersebut ke platform IoT melalui internet.
Manfaat yang bisa diberikan dengan pemasangan sensor IoT, antara lain:
3. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) dan Pembelajaran Mesin (Machine Learning/ML)
AI dan ML digunakan untuk menganalisis data besar dan memberikan wawasan yang dapat ditindaklanjuti untuk meningkatkan efisiensi logistik. Cara kerja AI adalah menganalisis data besar menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk mengidentifikasi pola dan membuat prediksi.
Beberapa manfaat yang bisa diberikan oleh AI dan ML, di antaranya:
4. Blockchain
Teknologi blockchain menyediakan catatan transaksi yang aman dan tidak dapat diubah, meningkatkan transparansi dan kepercayaan dalam rantai pasokan. Cara kerjanya adalah dengan mencatatkan setiap transaksi dalam sebuah blok yang dienkripsi dan ditambahkan ke rantai blok yang ada, memastikan integritas dan transparansi data.
Blockchain memberikan manfaat penting dalam rantai pasok logistik, seperti:
Sehingga secara umum, kita bisa menarik kesimpulan bahwa digitalisasi logistik dapat memberikan efisiensi transportasi. Digitalisasi mengurangi inefisiensi dan biaya operasional dengan mengoptimalkan proses logistik. Digunakannya teknologi seperti IoT dan blockchain meningkatkan visibilitas dan transparansi dalam rantai pasokan, mengurangi risiko dan meningkatkan kepercayaan. Kemudian, pengiriman yang lebih cepat dan tepat waktu, serta kemampuan pelacakan real-time, meningkatkan kepuasan pelanggan. Untuk keberlanjutan usaha, optimalisasi rute dan penggunaan sumber daya yang lebih efisien mengurangi jejak karbon, mendukung inisiatif keberlanjutan perusahaan. Terpenting, perusahaan yang mengadopsi teknologi digital memiliki keunggulan kompetitif di pasar dengan respons yang lebih cepat dan layanan yang lebih baik.
Artikel Terkait
Pemanfaatan Fitur SaaS untuk Memperkuat Infrastruktur Digital Konsumen pada Industri Logistik
1 bulan yang lalu
Efisiensi Biaya Logistik dengan Optimalisasi Fungsi Data
1 bulan yang lalu
Solusi LOGEE: Simplifikasi untuk Efisiensi Industri Logistik
3 bulan yang lalu
Bagaimana Tantangan Seorang Data Analyst dalam Mengembangkan Logee di Ekosistem Logistik yang Dibangun Telkom?
1 tahun yang lalu