Leap Logo

Solusi IoT atas Permasalahan Infrastruktur Logistik di Indonesia

LP

Leap by Telkom

01 Jul 2024 16.24 WIB

portrait

Biaya logistik nasional Indonesia telah meningkat menjadi 14,29% dari PDB, sebagian besar karena kurangnya efisiensi infrastruktur transportasi dan jaringan rantai pasokan. Indeks Performa Logistik negara ini mengalami penurunan, turun dari posisi 46 pada 2018 menjadi 63 pada 2023, berdasarkan data dari Detik Logistik.

Tetapi menariknya, Kamar Perdagangan dan Industri Indonesia justru memperkirakan bahwa industri logistik nasional siap untuk pertumbuhan melebihi 6% per tahun dengan hadirnya ekspansi pesat ekonomi digital nasional.

Permasalahan Infrastruktur Logistik di Indonesia

Permasalahan infrastruktur logistik di Indonesia sangat kompleks dan mempengaruhi efisiensi distribusi barang dan jasa di seluruh negeri. Beberapa permasalahan utama yang dihadapi dalam infrastruktur logistik di Indonesia meliputi:

1. Keterbatasan Infrastruktur Transportasi

Banyak wilayah di Indonesia, terutama di luar Pulau Jawa, masih memiliki infrastruktur transportasi yang kurang memadai. Jalan yang buruk, jembatan yang tidak layak, dan kurangnya akses rel kereta api menghambat arus logistik. Hal ini berdampak terhadap waktu pengiriman yang lebih lama, biaya transportasi yang tinggi, dan kesulitan dalam menjangkau daerah terpencil.

2. Kapasitas Pelabuhan yang Terbatas

Banyak pelabuhan di Indonesia yang memiliki kapasitas terbatas dan fasilitas yang kurang memadai untuk menangani volume kargo yang besar. Masalah ini sering menyebabkan kemacetan dan keterlambatan dalam proses bongkar muat. Hal ini berdampak terhadap efisiensi pengiriman barang melalui laut menurun, biaya logistik meningkat, dan ketidakpastian dalam jadwal pengiriman.

3. Distribusi yang Tidak Merata

Infrastruktur logistik cenderung lebih berkembang di Pulau Jawa dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan dalam distribusi barang dan akses pasar. Dampak lainnya adalah ketidakmerataan harga barang, kelangkaan produk di daerah tertentu, dan ketergantungan yang tinggi pada wilayah dengan infrastruktur lebih baik.

4. Kurangnya interdependensi Antar Moda Transportasi

Interdependensi atau saling ketergantungan antara berbagai moda transportasi seperti darat, laut, dan udara masih belum optimal. Kurangnya interdependensi antara pelabuhan, bandara, dan terminal angkutan darat menyebabkan inefisiensi dalam rantai pasok. Hal ini pun berdampak kepada proses pengiriman barang menjadi lebih lambat dan mahal, serta peningkatan risiko kerusakan barang selama transit.

5. Keterbatasan Teknologi dan Sistem Informasi

Tidak sedikit perusahaan logistik yang masih menggunakan sistem manual atau teknologi yang kurang memadai. Hal ini menghambat kemampuan untuk melacak dan mengelola pengiriman secara efisien. Dampak lanjutannya adalah terhadap visibilitas dalam rantai pasok, kesalahan dalam pengiriman, dan penurunan layanan pelanggan.

Solusi Internet of Things Atasi Permasalahan Infrastruktur Logistik

Dengan paparan permasalahan yang diterangkan di atas, sebetulnya Internet of Things (IoT) dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi berbagai permasalahan infrastruktur logistik di Indonesia. IoT memiliki potensi untuk meningkatkan keterhubungan dan aksesibilitas, pemantauan armada dan manajemen armada, otomatisasi dan efisiensi operasional, dan pengurangan biaya logistik dengan analisis dan prediksi yang tepat.

  • Interdependensi Antar Moda Transportasi dan aksesibilitas

Dengan kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan, interdependensi antara berbagai moda transportasi menjadi suatu tantangan tersendiri. Di sini, IoT dapat menjadi solusi dengan menghubungkan berbagai moda transportasi (darat, laut, udara) dalam satu platform terkoneksi untuk meningkatkan koordinasi dan efisiensi.

Pemanfaatan dashboard yang memberikan data real-time tentang keberangkatan dan kedatangan, akan mampu memfasilitasi perencanaan yang lebih baik dan respons yang cepat terhadap perubahan. Selain itu, solusi IoT juga bisa memanfaatkan jaringan mesh dan Low-Power Wide-Area Network (LPWAN) yang memungkinkan perangkat IoT untuk beroperasi di daerah dengan akses internet terbatas. Perangkat ini dapat menghubungkan berbagai titik logistik secara efisien. Sensor IoT dapat dipasang di berbagai lokasi untuk memantau kondisi jalan, cuaca, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi transportasi.

  • Pemantauan dan Manajemen Armada

Keluhan yang acap dirasakan oleh pelaku usaha logistik adalah perkara efisiensi dalam manajemen armada dan distribusi barang. Nah, melalui pelacakan GPS, perangkat IoT dapat melakukan pelacakan real-time posisi kendaraan, membantu mengoptimalkan rute pengiriman dan mengurangi waktu perjalanan. Sensor IoT dapat memantau kesehatan kendaraan, termasuk pemeliharaan prediktif untuk mencegah kerusakan yang tidak terduga.

  • Otomatisasi dan Efisiensi Operasional

Seperti telah disebut di atas, masih banyak pelaku usaha logistik yang menggunakan sistem manual dalam rantai pasok. Di sinilah IoT dapat membantu perusahaan melakukan efisiensi dengan otomatisasi gudang, misalnya. Sensor IoT dan robotika dapat digunakan di gudang untuk otomatisasi penyimpanan, pengambilan, dan pengiriman barang. Sistem IoT dapat melacak inventaris secara otomatis dan memberikan data real-time tentang ketersediaan barang.

  • Keamanan dan Keselamatan

Kamera IoT dan sensor keamanan dapat digunakan untuk memantau area logistik, mendeteksi aktivitas mencurigakan, dan mencegah pencurian. Sementara dari sisi keamanan barang yang dikirim, sensor IoT dapat memantau kondisi barang selama pengiriman (suhu, kelembapan, getaran) untuk memastikan kualitas produk tetap terjaga.

  • Pengurangan Biaya Logistik dan Analisis Prediksi

Disebutkan bahwa Indonesia memiliki biaya logistik yang begitu tinggi. Solusi IoT dapat melakukan optimasi rute. Penggunaan IoT untuk optimasi rute dapat mengurangi konsumsi bahan bakar dan waktu pengiriman, mengurangi biaya operasional. Sensor IoT dapat memantau penggunaan energi dan mengidentifikasi cara untuk mengurangi konsumsi energi dalam proses logistik.

Selain itu, kurangnya visibilitas dan analisis data dalam logistik juga dapat disolusikan dengan IoT.

IoT mengumpulkan data yang dapat dianalisis untuk mengidentifikasi tren, memprediksi permintaan, dan membuat keputusan berdasarkan data. Menggunakan data dari sensor IoT untuk memprediksi kapan peralatan atau kendaraan memerlukan pemeliharaan, mengurangi downtime dan biaya perbaikan.

Solusi IoT dari Antares

Perusahaan-perusahaan logistik di Indonesia yang menghadapi tantangan-tantangan di atas dapat menemukan pemecahan permasalahan dengan bekerjasama dengan penyedia solusi IoT, seperti Antares. Antares adalah sebuah Horizontal IoT Platform yang dikembangkan oleh Telkom yang dapat memberikan solusi vertikal IoT. Penggunaan solusi IoT dari Antares dapat disesuaikan dengan arsitektur yang umumnya digunakan. Bahkan, banyak kasus-kasus IoT yang telah dipecahkan oleh Antares.

Pemanfaatan IoT dalam industri logistik menawarkan potensi yang luas, terutama dalam peningkatan efisiensi kerja dan operasional. Bahkan, akurasi data pada GarudaFood meningkat sebanyak 10% setelah bekerjasama dengan Antares. Melalui pemanfaatan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Monitoring, perusahaan dapat mengambil keputusan secara lebih efektif dan optimal. Anda juga dapat membaca bagaimana IoT Antares dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh industri logistik di Indonesia.

Dengan adopsi IoT, Indonesia dapat meningkatkan efisiensi, transparansi, dan keamanan dalam infrastruktur logistiknya. Temukan berbagai inovasi Antares lainnya dan bagaimana Telkom terus berupaya mendigitalisasi bangsa lewat berbagai solusi digital dan IoT di sini.

Formulir Pertanyaan