LP
Leap by Telkom
•
24 May 2023 09.49 WIB
Salah satu profesi yang saat ini sedang banyak dibutuhkan oleh perusahaan industri digital ialah Social Media Specialist. Mereka yang memangku profesi ini, adalah mereka yang memiliki tanggung jawab untuk membangun brand awareness suatu produk maupun perusahaan itu sendiri.
Pentingnya peran Social Media Specialist di kalangan industri digital sudah menjadi sebuah rahasia umum sejak tahun 2015. Seiring berjalannya waktu, profesi ini menjadi semakin banyak dibutuhkan sehingga peminatnya pun kian meningkat. Hal ini disebabkan oleh keharusan perusahaan untuk dapat terus bersaing secara digital agar lebih dikenal publik, terutama di era ini.
Melihat besarnya peluang dan potensi kebutuhan digital talent di perusahaan, tak sedikit orang yang akhirnya mencoba untuk banting stir dan terjun mempelajari dunia ini. Jika Leapers tertarik untuk membaca peran digital talent lain dari Telkom silahkan klik di sini, ya!
“Sosial Media itu berkembang dengan cepat dan dinamis, perubahannya menuntut seorang Social Media Specialist memutar otak untuk membuat konten yang efektif dan tepat supaya bisa menunjang bisnis perusahaan. Ini tantangan!,” ujar Azhari Lubis, Social Media Specialist Telkom Indonesia, dengan penuh semangat.
Lelaki berusia 28 tahun yang akrab disapa Ari ini sudah mulai menekuni ketertarikannya dengan dunia digital sejak ia kuliah dulu. Apalagi di jurusan Manajemen Pemasaran yang memang terbilang akrab dengan industri digital. Terlebih dengan pengalamannya sebagai Digital Marketer di salah satu perusahaan e-commerce pada tahun 2018 lalu. Ia memegang peranan sebagai Search Engine Optimization (SEO) Specialist yang bertugas untuk mengoptimasi pola sistem keyword suatu produk dan membuat kata kunci yang tepat agar mudah dicari di Google.
Ia pun melanjutkan perjalanan karirnya dengan mengambil peruntungan di perusahaan properti yang saat itu tengah membutuhkan seorang Digital Marketer. Di waktu itulah, Ari melihat bagaimana besarnya peluang Social Media Specialist di industri digital sehingga ia mulai mempelajari bidang tersebut. Tak disangka-sangka, ketekunannya itu membuahkan sebuah hasil. Di bulan Agustus tahun 2022, ia mendapatkan tawaran untuk bekerja di Telkom. Hal tersebut tentu membuatnya senang menjalani seluruh proses tes yang ia ikuti.
“Kaget banget, karena pas awal interview saya ga notice sama sekali bakal jadi Social Media Specialist. Karena background saya kan digital marketing, bikin ads, SEO, dan lain-lain. Tapi saya senang sih, artinya bisa belajar hal baru lagi nih dan dikasih kepercayaan. Justru yang bikin lebih kaget adalah ketika sudah mulai kerja, saya baru tahu ternyata produk digital Telkom itu banyak. Karakter tiap produk itu berbeda dan tugas kita adalah membangun brand awareness tiap-tiap produk itu. Kebayang kan?,” tutur Ari dengan logat Sumateranya yang masih melekat.
Sejak bertransformasi menjadi digital telco, Telkom terus berupaya mengantarkan Indonesia mengikuti perkembangan industri 4.0 dengan menciptakan produk-produk digital yang dapat menjadi solusi digitalisasi bangsa. Produk-produk ini juga hadir di tiap ekosistem yang dibutuhkan. Ada Agree untuk ekosistem pertanian, Logee untuk ekosistem logistik, Pijar untuk ekosistem pendidikan, BigBox untuk ekosistem data, Antares untuk ekosistem IoT, OCA untuk ekosistem komunikasi, dan Netmonk sebagai solusi monitoring jaringan. Seluruh produk tersebut berbasis Business to Business (B2B).
Sebagai orang baru saat itu, Ari tentu menemukan sedikit kesulitan dalam mempelajari produk digital Telkom yang bermacam-macam. Ia perlu menyesuaikan diri dengan cepat. Hal yang dilakukan olehnya pertama kali adalah mempelajari keberadaan Leap sebagai umbrella brand dari produk-produk tersebut. Ia pun belajar bagaimana membangun jaringan ke setiap produk yang ada.
Baca juga: Benarkah Auto Machine Learning Mengancam Profesi Seorang Data Scientist?
Ari memegang peran sebagai pionir yang menyebarluaskan produk digital Telkom agar dikenal luas oleh masyarakat. Ia pun mulai merancang strategi pembuatan konten untuk diluncurkan di berbagai sosial media, seperti Instagram, TikTok, dan juga Twitter. Strategi ini tentu akan sulit terlaksana tanpa koordinasi dengan tim Digital Market Communication dan juga tim produk. Untuk itulah, ia perlu membangun komunikasi yang baik dengan keduanya agar kebutuhan pemasaran produk tersebut berhasil dicapai.
“Ini yang membedakan seorang Social Media Specialist di Telkom dan di tempat lain menurutku. Pertama, produk digital kita tuh banyak. Kedua, produk kita tuh B2B. Tantangannya di situ,” tutur Ari.
Menjadi seorang Social Media Specialist, bukanlah sekedar perihal mengatur dan menjadwalkan isi konten yang ingin dibagikan ke platform sosial media. Untuk dapat membuat konten yang menarik dibaca, perlu dilakukan riset dan pemantauan berkala terhadap tren yang sedang berlangsung. Kemudian, pahami dan pelajari. Oleh karena itulah, kemampuan analytical thinking di sini menjadi satu hal yang penting untuk dimiliki.
“Minimal tiga jam dalam sehari aku scrolling sosmed. Ini bagian dari riset terhadap tren, juga belajar, sekaligus juga memikirkan ide konten yang akan dibuat selanjutnya. Kadang, ide muncul dengan ATM (Amati, Tiru, Modifikasi),” tutur Ari.
Pekerjaan seorang Social Media Specialist tidak akan lepas dari tren-tren sosial media yang sedang viral. Seperti trending sound di TikTok atau Instagram, misalnya. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi Social Media Specialist untuk menganalisa bagaimana pengaruh trending sound tersebut terhadap perluasan jejaring pasar suatu produk. Belum lagi menghadapi tren yang sifatnya cukup fluktuatif. Hal tersebut tentu menjadi tantangan tersendiri untuk terus update agar kreativitas yang dimiliki tidak berhenti di situ-situ saja.
“Jadi kita harus melihat sound yang lagi trending, lagu apa yang lagi trending nih. Nah kita sesuaikan dengan konten kita. Tentunya ketika kita up suatu konten dengan memasukkan lagu yang trending tersebut, itu juga berpengaruh,” tambah Ari.
Kemampuan manajemen waktu dan komunikasi juga menjadi hal yang tidak boleh dilewatkan oleh seorang Social Media Specialist. Ari harus pandai mengatur waktu yang tepat antara dirinya, tim internal, dan tim produk. Hal ini merupakan kunci agar konten yang direncanakan dapat berjalan dengan optimal dan tereksekusi tepat waktu.
Terbukanya ruang, kesempatan, sekaligus kepercayaan untuk terus berkembang sebagai seorang Social Media Specialist membuat Ari merasa beruntung dan bersyukur bekerja di Telkom. Ia selalu mendapatkan apresiasi dari konten yang dibuatnya. Pun jika dirasa kurang sesuai, ide tersebut tidak semata-mata langsung ditolak namun diberi ruang untuk didiskusikan bersama. Hal ini membuat Ari tidak pernah merasa kecewa akan kerja kerasnya.
Baca juga: Ruang Kontribusi itu Bernama AGI
Memilih batu loncatan sebagai tempat untuk bisa belajar lebih jauh, serta melihat kesempatan yang datang dan memanfaatkannya sebagai suatu peluang merupakan kemampuan yang tak semua orang punya. Namun, Ari merasa optimis dengan pilihannya untuk bekerja di Telkom. Berada di perusahaan ini, membuatnya ingin terus belajar karena ia memang diberi ruang yang luas untuk itu.
Kultur di Telkom yang menerapkan sistem kerja WFA dan timnya yang sangat kooperatif juga merupakan alasan mengapa Ari sangat antusias dengan posisinya saat ini. Ia diberkati dengan seorang leader yang selalu memberinya kepercayaan, keleluasaan, dan arah yang tegas, serta tim yang dapat diajak kerja sama dengan santai dan menyenangkan.
“Rekan-rekan kerja di DMM kan relatif masih muda, pemikiran juga segar dan se-frekuensi. Yang paling penting, kita tuh enak diskusi dan ngobrolnya. Jadi saat brainstorming idea, kadang bisa muncul yang tidak terduga juga. Jadi, kolaborasi pun makin mempermudah pekerjaan kita,” tutur Ari.
Banyaknya talenta digital muda yang bermimpi bekerja di Telkom merupakan fenomena yang wajar bagi Ari. Menurutnya, kultur kerja yang fleksibel serta sistem kerja yang agile dan kolaboratif menjadikan Telkom sebagai perusahaan yang ‘memanusiakan manusia’. Telkom menerapkan work-life balance yang dianggapnya penting agar inisiatif bekerja tetap terjaga tanpa adanya tekanan. Lebih penting lagi, ketika Ari ditanya mengenai gaji, ia pun menjawab lantang dengan senyumnya yang merekah, “Telkom membayar saya dengan layak!”.
Apakah kamu ingin berkarir di Telkom Indonesia dengan Ari? Yuk, cek lowongan yang ada dengan klik linknya di sini!
Baca juga: Bagaimana LKPP Bersama Telkom Membentengi Uang Negara
Artikel Terkait
Solusi Digital OCA Bantu UMSU Atasi Dampak Serangan Siber
10 bulan yang lalu
Menghadapi Tantangan dalam Menyusun Strategi Digital Marketing
1 tahun yang lalu
Keterampilan Storytelling sebagai Bagian Penting dalam Membangun Bisnis Digital
1 tahun yang lalu
Pengimplementasian IoT Oleh Antares, Memberikan Solusi Penghematan Biaya Pada Bisnis
1 tahun yang lalu