LP
Leap by Telkom
•
06 Jul 2022 15.26 WIB
Berbungkus daun pisang seperti kebanyakan panganan tradisional khas Indonesia. Isinya olahan pisang yang sudah dilumat, dicampur santan, gula merah, telur dan vanili yang kemudian dikukus. Sekilas bentuk luarnya menyerupai nagasari, tetapi ini beda! Barongko namanya, panganan khas Bugis Makassar yang belakangan jarang beredar di pasaran, terutama Jakarta.
Biasanya, jajan pasar tradisional serupa ini bisa kita temui di pasar pagi. Sebutlah nama-nama yang mungkin lebih populer yaitu gethuk, lopis, kue putu, kue lumpur, klepon, dan masih banyak lagi. Manca ragam makanan tradisional ini bertahan dan memiliki pasar sendiri tahun demi tahun sejak era 1960-an setelah PD. Pasar Jaya dibentuk. Sungguhlah perjalanan panjang ketekunan dari semangat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia. Makanan ‘kampung’ ini hanya satu dari sekian banyak contoh usaha mikro.
Geliat dan gigihnya tak usah diragukan. Beragam hantaman krisis global pernah dihadapi, namun tidak menekuk lutut keberadaan mereka. UMKM Indonesia tetap berdiri tegak menjadi perisai untuk negeri tercinta.
Menilik sejarah, krisis 1998 yang terpicu akibat runtuhnya pasar properti di Amerika Serikat yang juga berimbas pada kontraksi ekonomi Asia, khususnya Indonesia di mana defisit ekonomi terjadi mencapai 13%, inflasi ekonomi 88%, serta cadangan devisa negara USD 17 miliar, ternyata UMKM mampu memberikan kontribusi nyata dalam pemulihan perekonomian tanah air.
Tidak bisa dipungkiri, UMKM telah menjadi instrumen pemerintah yang mampu menyelamatkan ekonomi dari jurang resesi, yang ibarat kata saat itu Indonesia seperti telur di ujung tanduk. Kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 60%, merupakan angka terbesar jika dibandingkan dengan sektor bisnis lain.
Pertanyaan mendasar adalah seperti apa sebetulnya yang diberikan oleh UMKM?
Teranglah, kita perlu merunut lagi mengenai bagaimana kehadiran UMKM hingga Ia bertumbuh. Kehadiran UMKM tidak pernah terlepas dari daya kreativitas. Kreativitas lahir dan tercipta seiring dengan berjalannya usaha untuk terus mempertahankannya. Lalu, hal yang tidak kalah penting adalah UMKM ternyata bergerak sembari mengusung dan mengembangkan unsur-unsur tradisi, kearifan lokal dan kebudayaan masyarakat setempat, sehingga ketika suatu produk dihasilkan, ia akan memiliki posisi tawar yang baik di pasar.
UMKM juga secara mandiri berhasil menyerap tenaga kerja yang sudah pasti mengurangi tingkat pengangguran di antara persaingan angkatan siap kerja. Tercatat di era ‘krismon’ silam, UMKM berhasil menyerap sebanyak 120 juta lapangan pekerjaan.
Lantas, bagaimana dengan badai pandemi Covid 19? Apakah UMKM masih menjadi pahlawan penyelamat perekonomian Indonesia?
Suka tidak suka, kita harus katakan bahwa pandemi menjadi momentum bagi UMKM untuk bertransformasi menjadi digital. Masa pandemi membuat konsumen terbiasa mengambil keputusan berdasar konten digital dan melakukan pembelian beralih dari offline menjadi online. Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga mengubah pola hidup masyarakat, everybody goes online!
Di kuartal pertama, UMKM bisa dibilang mengalami shock yang menyebabkan 63,9% UMKM yang terdampak mengalami penurunan omzet lebih dari 30% berdasar hasil survei Katadata Insight Center (KCI). Kemampuan adaptasi UMKM yang terbilang tinggi, mampu membalik keadaan di kuartal kedua 2021, di mana pemulihan memberikan sinyal positif dan perkuatan ekonomi nasional yang sempat tertekan akibat pandemi Covid-19.
UMKM menjadi prioritas pemerintah dalam penyaluran bantuan. Bukan tanpa alasan, kontribusi UMKM mencapai 60,5% terhadap PDB dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 96.92%.
UMKM manakah yang lebih dulu bertahan dan maju di era pandemi?
Jawabannya sudah bisa ditebak, tentulah yang sudah terhubung dengan ekosistem digital dan telah memanfaatkan platform e-commerce dan marketplace. Itulah sebabnya, Kementrian BUMN berkolaborasi bersama sembilan BUMN, termasuk Telkom Indonesia, menghadirkan platform digital untuk memfasilitasi pengembangan potensi pelaku UMKM yang dikenal dengan Pasar Digital (PaDi) UMKM.
PaDi UMKM merupakan platform karya anak bangsa yang diinisiasi oleh kementrian BUMN dan dikembangkan oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) yang berperan sebagai pengelola informasi terpusat dan layanan pemasaran B2B (business-to-business). PaDi UMKM adalah salah satu bentuk empati Telkom untuk memberikan kemudahan bagi perjalanan usaha UMKM memperoleh akses pasar yang lebih luas hingga ke BUMN, e-commerce baik skala lokal maupun global, mendapat pembiayaan/permodalan, dan insight bagi UMKM untuk meningkatkan kualitas produk.
Salah satu target hadirnya PaDi UMKM adalah keberlangsungan dan peningkatan produk UMKM oleh BUMN. Hal ini sejalan dengan fokus pemerintah untuk terus memastikan UMKM tetap tumbuh dan produktif.
Semangat dan optimisme Leap Telkom mendigitalisasi UMKM seperti juga semangat pelaku UMKM selama ini yang senantiasa gigih, selalu mampu menembus kebuntuan, seolah mengukuhkan bahwa menyerah bukanlah sifat dasar manusia.
Selain cerita mengenai PaDi UMKM, masih penasaran dengan cerita lainnya? kunjungi medium kami di medium.leaptelkom dan follow untuk mengikuti keseruan lainnya!
Artikel Terkait
PaDi UMKM berikan solusi UMKM lewat Business Matching
1 minggu yang lalu
Pentingnya Marketplace B2B Tumbuhkan UMKM di Indonesia
3 bulan yang lalu
PaDi UMKM: Transparansi Pengadaan Jasa Raharja dengan Vendor yang Variatif
4 bulan yang lalu
B2B Marketplace Ramah UMKM: Mendorong Pertumbuhan Bisnis Kecil Berdaya Saing
4 bulan yang lalu