LP
Leap by Telkom
•
10 Apr 2023 07.44 WIB
Kemudahan akses terhadap masa depan pemasaran digital sudah bukan hal yang asing di kalangan pebisnis. Kemunculan strategi omnichannel maupun multichannel dalam bidang pemasaran pun kini telah menjadi kenyataan. Di era ini, kepentingan bisnis dalam menjaga komunikasi yang baik antara perusahaan dengan klien maupun customer merupakan suatu hal yang sangat penting.
Salah satu cara memperkuat komitmen dan meningkatkan kepuasan terhadap layanan perusahaan adalah dengan membangun komunikasi interpersonal yang baik terhadap stakeholder. OCA, komitmen Telkom mengembangkan teknologi komunikasi Indonesia melalui solusi omnichannel untuk menjangkau konsumen secara luas, telah mewujudkan cita-cita tersebut hingga menciptakan customer engagement yang lebih baik. Meskipun tren bisnis omnichannel telah tersebar luas di berbagai bidang industri, OCA mampu bersaing dengan kompetitor melalui diferensiasi produknya yang baik.
Egy Haekal, sebagai seorang Vice President Marketing OCA, ingin mewujudkan cita-citanya dalam meningkatkan minat pelanggan dalam mendigitalisasi komponen bisnis mereka. Egy dengan gigih menganalisa peluang pasar dan membangun peluang baru dari segi customer acquisition agar dapat menjangkau sektor industri komunikasi digital.
Saat ini, perusahaan perlu memiliki layanan omnichannel yang dapat menjangkau konsumen secara luas dan meningkatkan customer engagement yang efektif dan efisien. Maka itulah, bisnis OCA kini sedang dikembangkan di area B2B dengan berfokus terhadap client demand.
Bersama dengan tim, Egy sebagai Vice President Marketing dari OCA telah melangkah bersama dalam memasarkan produknya guna menciptakan sebuah peluang baru. Tim OCA berhasil mengakuisisi pelanggan dengan menjadi konsultan bagi para pebisnis. Peran tersebut dijaga oleh OCA agar dapat membantu perusahaan atau klien dalam menyelesaikan use case yang dibutuhkan melalui pembangunan sistem baru yang memadai.
“Kalo banyak banget case-case pelanggan seperti ‘mas saya nggak gak kebayang chat bot saya kayak gimana, kata-kata nya kaya gimana, ada sih materinya cuman segini.’ Nah itu pun kami bisa bantuin merekanya. Gimana kalo kita bikin kaya gini, nanti pengembangannya seperti ini. Jadi gak sebatas cuman penjualan produk, tapi kami jual sampe sisi manusianya juga.” jelas Egy.
OCA membangun tujuannya dalam memperluas area penjualan dan memperbanyak customer bukan tanpa alasan. Mereka telah melakukan benchmarking terhadap kondisi pasar Indonesia dan melihat limitasi kebutuhan pasar yang ada. OCA lalu melakukan pengembangan terhadap limitasi tersebut melalui market validation.
Salah satu cara agar pebisnis dapat memberikan berbagai penawaran kepada pelanggan dan membangun interaksi yang erat antar keduanya adalah dengan menggunakan omnichannel. OCA menyediakan sebuah solusi pengiriman pesan otomatis secara massal melalui sistem untuk membantu user dalam menerima respon yang santai, variatif, dan tidak kaku.
Baca juga: Peran UI/UX Designer OCA dalam Membangun Layanan Interaksi Sesuai Kebutuhan Pelanggan
Dalam membangun objektifnya, OCA memiliki peran dalam meningkatkan engagement dan juga kualitas komunikasi melalui CRM. Produk pertamanya yaitu OCA blast juga diciptakan untuk mencapai tujuan tersebut, dilengkapi dengan fitur unggulannya yaitu WhatsApp Verified Account. Dengan adanya fitur ini, perusahaan atau suatu unit bisnis diharapkan dapat mengirim banyak pesan–baik dalam bentuk voice blast maupun text message blast–kepada pelanggan dengan lebih mudah.
Setelah WhatsApp Verified Account, OCA pun menciptakan produk baru yaitu OCA interaction yang menyediakan layanan kepada pelanggan untuk memberikan feedback kepada pebisnis melalui dashboard yang interaktif. Para pelaku bisnis yang mendapatkan feedback tersebut dapat langsung melihat insights dan labelling terhadap permasalahan dari pelanggan dari setiap sosial media yang mereka gunakan. Hal ini tentu dapat meningkatkan customer relation, customer retention, dan customer experience ke level yang lebih tinggi.
Setelah produk kedua tersebut, OCA kemudian kembali membangun produk barunya yang ketiga yaitu OCA API atau Application Programming Interface. Produk ini dapat memungkinkan perusahaan dalam menambahkan sistem internal tanpa perlu mengubah tampilan–seperti widget di website atau aplikasi handphone–yang dilengkapi dengan fitur chatbot agar percakapan antar konsumen dapat terjadi secara otomatis.
Seorang pelaku bisnis yang menerapkan strategi omnichannel perlu memahami saluran yang umum digunakan konsumen agar fitur dan layanan yang telah tersedia mampu memberikan solusi terbaik. Dan terpenting lagi adalah mampu mencari penyedia saluran yang tepat, dengan kapabilitas dan kredibilitas yang jelas, seperti halnya OCA.
Egy, sebagai seorang sales yang biasanya bertemu dengan target hingga dipindahkan menjadi Vice President Marketing, berhasil memanfaatkan peluang besar dalam hidupnya dengan bergabung di OCA. Ia berhasil membangun model bisnis, menentukan harga di pasar, melakukan market validation dan pitching selama ia bekerja untuk OCA.
Egy menciptakan peluangnya dengan mengamati berbagai permasalahan yang sedang terjadi. Ia memanfaatkan momen itu untuk mempelajari tools pendukung digital untuk mengetahui bagaimana cara kerja algoritma sosial media agar dapat menghasilkan performa yang baik.
Dengan didukung oleh budaya kerja yang demokratis dan fleksibel, Egy dapat berdiskusi dengan rekan kerja lain yang mungkin lebih mengerti dan berpengalaman tanpa perlu merasa segan. Adanya dukungan ini juga dapat menciptakan cara berpikir yang result-oriented, dimana pegawai mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap sesuatu yang dihasilkan.
Egy berpendapat bahwa menjadi seorang digital marketer memerlukan pemahaman terkait pengembangan diri dan tahu bagaimana cara beradaptasi terhadap perubahan yang mungkin saja terjadi. Menguasai semua tools digital hanyalah sebuah bonus, namun kunci untuk menjadi digital marketer yang handal adalah memahami bagaimana cara memposisikan diri sebagai customer.
Melalui pengalaman ini, Egy belajar bahwa banyak tempat yang bisa kita manfaatkan untuk dapat eksplor dan berkembang. Keraguan yang muncul ketika ingin menciptakan peluang baru dan kebiasaan riding the wave atau berjalan mengikuti arus tanpa adanya inisiasi untuk berinovasi juga perlu dihilangkan.
“Menurut saya, orang yang cuma riding the wave doang bakal selamanya jadi followers tapi gak bisa jadi leader,” tutur Egy.
Nah, buat kamu yang ingin menjadi bagian dari Telkom Indonesia agar dapat mengelola produk digital seperti OCA Indonesia, yuk, jangan ragu untuk cari peluangmu di sini!
Artikel Terkait
Pengimplementasian IoT Oleh Antares, Memberikan Solusi Penghematan Biaya Pada Bisnis
1 tahun yang lalu
Tantangan Social Media Specialist dalam Membangun Penjenamaan Produk Digital Telkom
1 tahun yang lalu
Fitur Paperless Administration & Verification PaDi UMKM Mudahkan Usaha Kecil Masuk Pasar Pengadaan BUMN
1 tahun yang lalu