LP
Leap by Telkom
•
09 Aug 2022 17.13 WIB
Kehidupan berjalan secara dinamis, perubahan demi perubahan terus berlangsung, siapa saja yang mampu beradaptasi dengan perubahan itu serta bersedia menaklukkan tantangan, mereka lah yang kelak keluar sebagai jawara.
“Saya merasa inilah waktunya untuk menerima challenge dan knowledge baru!,” buka Farida Wiryandani, UX Writer dengan pengalaman 2,5 tahun sebelum akhirnya memutuskan bergabung di Telkom enam bulan silam.
Pengalamannya di sebuah perusahaan sebelumnya, menggembleng Dani, demikian sapaan akrab dia menjadi seorang UX Writer dan ketika tawaran datang Ia merasa tidak ada salahnya mencoba sesuatu yang baru. Dani menjelaskan, “lalu di-approach oleh pihak Telkom via LinkedIn, dilanjut ngobrol sebentar via telepon dan pada akhirnya saya memutuskan untuk coba mengikuti alurnya dan sampai saat ini memasuki bulan ke 6 di Telkom Design”.
Saat ini, Dani bertugas sebagai koordinator di UX Writer Hub. Secara general, Ia menjelaskan jika yang ia kerjakan adalah membuat dan melakukan improvement copy/text yang ada di platform aplikasi dan website. Di mana hal ini bertujuan untuk membantu user agar mudah, nyaman, aman dan tenang saat menggunakan aplikasi atau website.
Secara umum kita memang mengetahui bahwa UX Writer adalah salah satu profesi yang bekerja untuk menulis copy untuk aplikasi, website, atau produk digital lainnya. Belakangan pekerjaan ini menjadi booming dan populer setelah bermunculannya startup yang mana memang keberadaan seorang UX Writer sangatlah penting dalam keberlangsungan bisnis itu sendiri.
Kecakapan yang dimiliki untuk menemukan kata-kata terbaik yang kemudian ditempatkan pada menu, tombol, label hingga chatbot berfungsi penting bagi pengguna dalam melakukan navigasi produk. Kata-kata tersebut haruslah tepat sasaran, singkat, padat, mewakili brand voice, bersifat intuitif bagi pengguna dan mudah dimengerti semua lapisan masyarakat dengan latar belakang pendidikan, gender, usia yang berbeda. Kata-kata tersebut dikenal dengan istilah ‘microcopy’.
“Penjelasannya begini, aplikasi atau website itu kan mesin, sedangkan usernya itu manusia. Tanggungjawab UX Writer adalah membahasakan bahasa mensin menjadi bahasa manusia yang bisa dimengerti oleh user (baca: manusia). Oleh karena itu, setiap copy/ text yang dibuat haruslah helpful, berempati dan informatif supaya app/ web yang notabene mesin ini bisa jadi ‘manusia’ untuk berkomunikasi dengan manusia,” papar Dani.
Ia pun menceritakan perjalanan dan pengalaman selama menjadi seorang UX Writer, dulu sebelum di Telkom Ia pernah merasakan bahwa pekerjaan sebagai UX Writer dipandang sebelah mata karena ada anggapan di sebagian orang jika membuat text/copy bahkan bisa dilakukan oleh seorang Designer, “jadi dulu anggapannya ‘ya kan bikin copy gitu doang mah cepatlah’, dan mungkin teman-teman yang pekerjaannya copy based mengalaminya juga. Padahal, pada prakteknya pengerjaan menulis pun butuh strategi dan creative thinking, sama seperti proses design. Apalagi UX Writer bergantung sekali dengan context dan user flow, jadi memang tidak bisa asal-asalan. Bahkan untuk membuat error message saja ada proses riset, mencari referensi, menata struktur kalimat, dan proses lainnya”.
Berdasar apa yang Ia rasa dan alami ini, maka Dani berpendapat bahwa sebetulnya keahlian seorang UX Writer itu bisa dipelajari dan dikembangkan atau dilatih sendiri. Ia memberi contoh, misal untuk menambah perbendaharaan kata bisa dilakukan dengan banyak membaca buku, menonton film/series atau mendengarkan musik. Begitupun dengan keahlian bahasa Inggris misalnya yang bisa diasah dengan mengikuti beragam kursus gratis, akses ke buku atau hiburan lainnya yang juga sekarang sudah banyak dan mudah.
“Apapun itu harus selalu dilatih sehingga terbiasa, termasuk belajar memposisikan diri kita sebagai user. Harus bisa melihat satu hal dari berbagai sisi dan yang paling penting adalah attention to details!,” tegas Dani.
Lebih jauh Ia pun menyampaikan jika memang tertarik bekerja di profesi ini maka sebaiknya melatih keberanian untuk tidak takut melakukan kesalahan karena dengan kesalahan justru menjadi pelajaran yang sangat penting nantinya, melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan terus berlatih terutama dalam perbendaharaan kata, begitupun dengan sedikit demi sedikit belajar mengenai basic element design.
Pada dasarnya, menjadi seorang UX Writer haruslah bersedia memiliki pemikiran terbuka, dan berpola pikir seorang Designer. Maksudnya adalah bagaimana kelak sebuah produk memberi kemudahan bagi pengguna dan nanti akan bersinggungan dengan desain sebuah aplikasi. Karena hal tersebut, maka seorang UX Writer haruslah mampu menjaga hubungan antar relasi atau networking baik dengan rekan kerja, UX Designer, Produk Manager, Developer bahkan para stakeholder.
Terpenting, seperti juga sebuah pepatah mengatakan, “menulis adalah kerendahan hati mendengar”. Maka seorang UX Writer selain harus piawai menganyam kata namun ia haruslah memiliki empati yang murni, menyimpan terlebih dahulu ego dan bersedia mendengarkan masukan, saran bahkan kritik dari rekan kerja, apalagi jika itu datangnya dari pengguna atau user.
Selama menjalankan perannya sebagai seorang UX Writer, Dani merasakan tantangan terberat adalah masih banyak stakeholders yang belum memahami tentang role UX Writer. “Jadi ya memang harus cari cara buat to be seen and to be heard, caranya dengan mengerjakan pekerjaan kita dengan baik dan buktikan bahwa UX Writing itu penting dalam membangun sebuah produk digital,” pungkas Dani.
Mau jadi UX Writer Telkom Indonesia juga? Cek dan apply di website Telkom Digital Career.
Bagi Leapers yang masih penasaran dengan cerita lainnya, kunjungi medium kami dan follow untuk mengikuti keseruan lainnya ya!
Artikel Terkait
Infrastruktur Andal Tentukan Pengembangan AI Next Generation
4 bulan yang lalu
Pemanfaatan IoT pada Industri Logistik: Solusi IoT Antares bantu Tanto Atasi Potensi Kehilangan Container
4 bulan yang lalu
Solusi Omnichannel OCA bantu BSI Maslahat Jangkau Puluhan Ribu Pelanggan dalam Sekali Klik
4 bulan yang lalu
Evolusi Rantai Pasok Digital Solusi Logistik Lebih Efisien
4 bulan yang lalu